Dinkes Pamekasan Tekan Kematian Ibu dan Bayi dengan Cinta Jamila
Red: Muhammad Fakhruddin
Dinkes Pamekasan Tekan Kematian Ibu dan Bayi dengan Cinta Jamila (ilustrasi). | Foto: ANTARA/Jojon
REPUBLIKA.CO.ID,PAMEKASAN -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan, Madura, Jawa Timur berupaya menekan angka kematian ibu dan bayi melalui program Cepat dan Tanggap Jaga Ibu Hamil dan Ibu Bersalin (Cinta Jamila).
Menurut Kepala Dinkes Pamekasan dr Saifudin program yang diberi nama 'Cinta Jamila' itu merupakan program unggulan, sebagai bentuk inovasi pemerintah kabupaten dalam berupaya melakukan pencegahan dan menekan angka kematian ibu dan bayi.
"Inti dari program ini pada penanganan cepat, dan rutin melakukan pemeriksaan kehamilan, serta mendorong semua ibu-ibu hamil agar melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, baik di puskesmas ataupun di rumah sakit," katanya.
Menurut dia, program ini tidak hanya dilakukan oleh Dinkes Pamekasan, akan tetapi bekerja sama dengan instansi terkait lainnya, termasuk dengan rumah sakit swasta dan klinik persalinan swasta yang ada di Kabupaten Pamekasan. "Kami juga bekerja sama dengan operator 'Pamekasan Call Care/PCC'," katanya.
PCC merupakan program penyediaan layanan kesehatan berupa antarjemput pasien gratis untuk 178 desa yang tersebar di 13 kecamatan di Kabupaten Pamekasan. "Ibu hamil yang hendak melahirkan, atau hendak memeriksakan kehamilannya juga bisa memanfaatkan program layanan ini, dan tanpa dipungut biaya alias gratis," katanya.
Caranya, pasien tinggal menghubungi layanan telepon yang disediakan oleh tim PCC, yakni di nomor 082245565049 dan 082245565053. Pasien akan dijemput langsung ke rumahnya oleh mobil kesehatan dan diantarkan kembali ke rumahnya apabila pemeriksaan sudah selesai.
"Melalui program 'Cinta Jamila' ini kami ingin mengarahkan masyarakat agar persalinannya dilakukan dilakukan di fasilitas kesehatan saja, bukan di dukun beranak," katanya, menjelaskan.
Bimbingan dan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil juga dilakukan selama masa kehamilan dengan melibatkan kades posyandu dan bidan desa, terutama terkait asupan gizi yang cukup dan dibutuhkan oleh ibu hamil tersebut.
"Ini dalam rangka mencegah terjadi kasus kekerdilan pada bayi yang akan dilahirkan nanti. Sebab, kasus kekerdilan itu juga bisa terjadi akibat si cabang bayi kurang asupan gizi saat dalam kandungan," katanya.
Dinkes mencatat, jumlah angka kematian bayi di Kabupaten Pamekasan pada 2021 tercatat sebanyak 51 kasus, sedangkan angka kematian ibu sebanyak 30 kasus. "Melalui program unggulan yang kami beri nama 'Cinta Jamila' ini, angka kematian bayi dan ibu di 2022 ini bisa turun hingga 50 persen," demikian Saifudin.