Agar Semakin Dekat dengan Alquran di Bulan Suci Ramadhan

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Agung Sasongko

Senin 28 Mar 2022 07:06 WIB

Alquran Foto: Republika/Agung Supriyanto Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- KH Ahsin Sakho Muhammad mengungkap untuk mendekatkan diri dengan Alquran dapat dimulai dengan membentuk mindset bahwa Alquran merupakan kitab suci yang perlu diimani, dan merupakan hidayah yang diberikan Allah SWT sebagai petunjuk bagi manusia. 

“Alquran merupakan kitab yang berisi nasehat-nasehat tentang kehidupan, obat dari penyakit hati, dan bukti kasih sayang Allah terhadap makhluk-Nya,” ujar Mantan Rektor Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) itu. 

Baca Juga

Alquran mengandung beragam macam aspek yang bermanfaat bagi manusia, sebagai obat dari segala penyakit hati, hidayah, rahmah, dan nasihat tentang kehidupan, diharapkan, dengan mengetahui aspek tersebut, akan muncul ketertarikan dan rasa cinta pada Alquran, ujar Wakil Ketua Komisi Fatwa Majelis Fatwa Indonesia (MUI) Pusat itu. 

“Allah SWT menjanjikan pahala kepada siapa saja yang cinta pada Alquran, setiap huruf yang dia baca akan bernilai 10 kebaikan, melihat mashaf juga dianggap sebagai ibadah, bahkan mendengarkan orang membaca Alquran juga termasuk ibadah,” jelasnya. 

Penasihat Yayasan Karantina Tahfidz Al-Quran Nasional (YKTN) Pusat itu menerangkan, dengan membaca Alquran dan menghayati setiap redaksi kata dan maknanya, akan membawa ketenangan hati dan menciptakan perasaan dekat dengan Sang Pencipta.  “Orang yang dekat dengan Alquran, akan menemukan kehadiran Allah melalui Kalam-Nya, jadi ini yang perlu kita tanamkan dalam benak kita agar bisa lebih dekat dengan Alquran.” 

“Ramadhan adalah bulan diturunkannya Alquran. kalau ramadhan dianalogikan sebagai tamu kita, maka kita perlu menyenangkannya dengan sesuatu yang disenangi olehnya, yaitu dengan membaca Alquran, dan memaknai maksud didalamnya,” tutur Ahli Ilmu Qira’at dan Tafsir Alquran itu.

“Ramadhan adalah bulannya Alquran dan kita berharap, dengan mengisi ramadhan dengan membaca Alquran akan semakin menambah keimanan dan keyakinan kita terhadap keistimewaan Alquran. Selain itu, membaca Alquran itu tidak pernah menjemukan, dan itu keistimewaannya,” sambungnya. 

Teruntuk mereka yang masih ‘jauh’ atau belum mengenal Alquran, Mantan Sekretaris Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Kementerian Agama ini menyarankan agar bergabung dalam komunitas pencinta Alquran. 

“Untuk orang yang belum akrab dengan Alquran, perlu mempunyai komunitas atau masuk dalam komunitas pencinta Alquran, seperti komunitas one day one juz atau sejenisnya, karena dengan bergabung dengan pecinta Alquran, maka akan menular pula rasa kecintaan itu,” sarannya. 

“Kalau ada komunitas Alquran maka ikut saja, karena disana kita akan didorong untuk lebih intens mendekatkan diri pada Alquran,” ujarnya menambahkan. 

Cara lain yang dapat dilakukan agar lebih ‘dekat’ dengan Alquran adalah dengan mengakses informasi tentang orang-orang yang dapat dijadikan panutan dalam mempelajari ilmu Alquran, baik itu qari, atau da’i. “Melalui cara itu kita bisa menyadari pentingnya mempelajari Alquran, terlebih dalam situasi dimana resiko distorsi keimanan cukup tinggi, Alquran dapat menjadi penyelamat kita untuk mempertahankan keimanan, karena orang yang selalu bersama Alquran akan terhindari dari resiko tersebut.” 

“Mari kita merawat keimanan kita melalui Alquran,” pungkasnya.

Hal serupa juga diungkapkan Prof Didin Hafidhuddin. Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat ini menjelaskan, Alquran adalah pedoman hidup bagi kaum Muslimin, terutama mereka yang mengingainkan kesuksesan dan keselamatan dunia maupun akhirat.

Menumbuhkan kecintaan pada Alquran, harus diupayakan dan dilakukan secara terus-menerus, terutama selama bulan Ramadhan, waktu diturunkannya Alquran. “Alquran harus dibaca dan dipahami secara bertahap namun konsisten, serta diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Mantan Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) itu.

Adapun cara yang dapat dilakukan, menurut Guru Besar Ilmu Agama Islam Institut Pertanian Bogor ini, adalah membiasakan menyertakan Alquran dalam aktivitas sehari-hari. “Ini bisa dimulai dari lingkup keluarga, seperti mengadakan tadarus bersama.”

Ketua Pembina Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia (DDII) ini menjelaskan, orang-orang yang gemar membaca Alquran dan senantiasa mendekatkan diri dengan Alquran, Allah SWT janjikan syafaat di hari akhir nanti. 

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,” (QS. Fathir: 29)

“Membaca Alquran tidak akan membuat siapapun merugi, sebaliknya akan membawa manfaat dan syafaat yang besar bagi kehidupan di dunia maupun akhirat,” pungkasnya.