REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelangkaan solar yang saat ini terjadi, menurut PT Pertamina (Persero) karena tidak adanya penyaluran subsidi yang jelas. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menilai, tak adanya solar subsidi hari ini karena sampai saat ini banyak barang subsidi yang gak tepat sasaran.
Nicke menilai ketika gap harga antara BBM subsidi dengan BBM non subsidi besar, maka tidak bisa dipungkiri shifting konsumsi akan terjadi. Kondisi subsidi yang kerap jebol ini diakui Nicke akan menjadi beban APBN.
"Tapi kan hari ini subsidinya nggak tepat sasaran. Makanya hari ini jadi masalah. Solusi permanennya, sebaiknya memang subsidi langsung. Sehingga tepat sasaran," ujar Nicke dalam RDP bersama Komisi VI, Senin (28/3/2022).
Nicke juga menjelaskan seperti hari ini dimana harga minyak sedang naik, maka disatu sisi pemerintah menjaga harga jual BBM. Sayangnya, kondisi ini tidak bisa terus menerus dilakukan.
"Begitu subsidi barang, ya jadi ada gap. Jadinya hari ini. Harga jual skrg 1/3 dari harga market. Kami tau untuk kesana, tantangannya besar. Tapi kalau mau tepat sasaran dan gak nambah beban masyarakat ya solusinya itu," ujar Nicke.
Nicke menjelaskan saat ini Pertamina sendiri tak bisa terus menerus menunggu Pemerintah dalam melaksanakan penyaluran subsidi. Nicke menjelaskan, Pertamina sudah melakukan uji coba subsidi langsung melalui My Pertamina.
"Kami sudah minta data DTKS ke Kemensos. Sekarang kita sudah mulai, Pemerintah kan masih proses lama ya. Jadi, kita kasih subsidi ke 118 ribu pelanggan untuk elpiji melon," ujar Nicke.
Nicke bahkan menjelaskan, Pertamina merogoh kocek internal perusahaan untuk menjalankan uji coba penyaluran langsung ini. "Ya kita pakai dana marketing aja. Sistem My Pertamina bisa kok dijadikan cara untuk subsidi langsung," tambah Nicke.