Rabu 30 Mar 2022 03:07 WIB

Situs Kuno Ini Ternyata Observatorium Matahari Tertua di Amerika

Chankillo berbasis di gurun pesisir Peru merupakan obserbatorium matahari tertua.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jauh sebelum suku Inca naik ke tampuk kekuasaan di Peru dan mulai merayakan dewa matahari mereka, sebuah peradaban yang kurang dikenal sedang membangun observatorium astronomi paling awal yang diketahui  di Amerika. Situs kuno ini dikenal sebagai Chankillo. Situs ini memiliki fitur unik yang tidak terlihat di tempat lain di dunia.

Dilansir dari Sciencealert, Selasa (29/3/2022), Chankillo berbasis di gurun pesisir Peru. Situs arkeologi yang terkenal berisi deretan 13 menara batu. Struktur yang dikenal sebagai Menara Tiga Belas, reruntuhan observatorium juga mencakup kompleks puncak bukit berdinding tiga yang disebut Kuil Berbenteng dan dua kompleks bangunan yang disebut Observatorium dan Pusat Administrasi.

Baca Juga

Selesai lebih dari 2.300 tahun yang lalu dan ditinggalkan pada abad pertama era umum, situs ini tetap menjadi misteri bagi para pelancong selama berabad-abad. Hanya ketika penggalian resmi dimulai pada pergantian abad ke-21, para arkeolog menyadari apa yang mereka lihat.

Dengan pemandangan gurun yang tandus, di siang hari bolong, struktur batu di puncak bukit, yang membentang sekitar 300 meter, tidak terlihat terlalu banyak. Tapi lain cerita saat fajar dan senja.

Saat Matahari terbit di timur, sebuah bola cahaya muncul di suatu tempat di sepanjang punggung bukit menara. Seiring berjalannya tahun, begitu pula posisi matahari terbit, hampir seolah-olah cahaya menutupi cakrawala bergigi.

Pada titik balik matahari musim panas, misalnya, matahari terbit muncul di sebelah kanan menara paling kanan. Sedangkan pada winter solstice, matahari terbit muncul di sebelah kiri menara paling kiri.

Menara Chankillo ditempatkan dengan sangat hati-hati, sehingga ketika seorang penonton berdiri di titik pengamatan tertentu di bawah punggung bukit, mereka dapat memprediksi waktu dalam setahun dalam dua atau tiga hari hanya berdasarkan matahari terbit atau terbenam. Titik pengamatan yang menghadap ke barat menuju punggung bukit-ini adalah struktur Observatorium yang menggunakan matahari terbenam.

Pada apa yang dianggap sebagai titik pengamatan timur, yang tersisa hanyalah garis batu yang tidak lengkap dari sebuah ruangan. Namun, tetapi berada di lokasi yang simetris dan akan bisa mengamati musim menggunakan matahari terbit. Ekuinoks September, misalnya, didefinisikan ketika Matahari terbenam di antara menara keenam dan ketujuh seperti yang ditangkap pada gambar di bawah ini.

photo
Penampakan matahari terbenam yang terlihat dari struktur Chankillo di Peru, observatorium tertua di Amerika. - (world monument fund)

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement