REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) Kasdi Subagyono menekankan pentingnya keterbukaan akses pangan dunia serta inovasi agri-preneurship melalui pertanian digital. Hal ini disampaikan Kasdi saat memimpin pertemuan deputi pertanian G20 yang digelar secara virtual di Novotel Bogor, Jawa Barat.
"Kita juga sampaikan bahwa terkait pangan semua negara harus membuka aksesnya. Artinya tidak ada batas dari negara mana pun. Jadi negara yang menghasilkan banyak produksi harus share juga kepada negara yang kekurangan. Kira-kira seperti itu yang kita tekankan dalam forum ini," ujar Kasdi, Rabu (30/3/2022).
Berikutnya, kata Kasdi, Indonesia menilai pentingnya membangun pertanian secara adaptif dan mengikuti pola tanam yang berkelanjutan. Termasuk menerapkan pola tanam cepat seperti menggunakan varietas-varietas berumur genjah atau berumur pendek.
"Kemudian melakukan antisipasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim dunia yang saat ini semakin tidak menentu. Jadi penjabaran dan posisi kita di G20 ini adalah mengantisipasi perubahan iklim," katanya.
Sebagai informasi, Agriculture Working Group (AWG) ini mengambil tema Balancing Production and Trade to Fulfill Food for All di mana kegiatan pertamanya digelar pada 30-31 Maret di Bogor. Kegiatan kedua digelar pada 27-29 Juli di Yogyakarta dan kegiatan ketiga, yaitu tingkat menteri, digelar di Bali pada 6-8 September 2022 mendatang.
"Tujuan dari kegiatan ini salah satunya adalah keseimbangan antara produksi dengan perdagangan untuk memenuhi pangan untuk semua. Tentu basis pemikiran kita adalah mengembalikan posisi pertanian dimasa pandemi ini. Alhamdulillah pertanian dibawah Bapak Menteri (Syahrul Yasin Limpo) tumbuh mengembirakan, di mana produksi kita naik dan kesejahteraan petani meningkat," terangnya.
Kasdi menambahkan, Indonesia saat ini juga fokus pada perkembangan inovasi agri preneurship untuk meningkatkan taraf hdup petani agar lebih sejahtera. Terutama para petani di desa yang memiliki peran penting dalam pertumbuhan pertanian Indonesia.
"Itulah topik substansi yang kita dibahas hari ini. Juga memberi gambaran nyata bahwa pertanian kita selama pandemi mendapat apresiasi dari FAO sebagai pertanian percontohan dunia," ujarnya.