Senin 04 Apr 2022 15:52 WIB

Rusia Ogah Lanjutkan Kerja Sama di Stasiun Luar Angkasa Internasional

Setiap negara yang terlibat penting untuk keberlangsungan kerja sama di ISS.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Foto 6 Desember 2021 yang disediakan oleh NASA menunjukkan Stasiun Luar Angkasa Internasional yang mengorbit di 264 mil di atas Laut Tyrrhenian.
Foto: NASA via AP
Foto 6 Desember 2021 yang disediakan oleh NASA menunjukkan Stasiun Luar Angkasa Internasional yang mengorbit di 264 mil di atas Laut Tyrrhenian.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Badan Antariksa Federal Rusia Roscosmos akan berhenti bekerja sama dengan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika (NASA) serta badan antariksa barat lain di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Direktur Roscosmos Dmitry Rogozin mengecam sanksi internasional terhadap Rusia.

Pada Sabtu (2/4/2022), ia mengatakan kerja sama normal antara badan antariksa dan rekan-rekan baratnya dapat kembali dilakukan setelah sanksi itu dicabut. “Tujuan sanksi adalah untuk membunuh ekonomi Rusia, menjerumuskan rakyat kita ke dalam keputusasaan dan kelaparan, dan membuat negara kita bertekuk lutut. Jelas mereka tidak akan berhasil, tetapi niatnya jelas,” kata Rogozin.

Baca Juga

Dalam sebuah cuitannya, ia mengatakan bahwa ia percaya pemulihan hubungan normal antara mitra di ISS dan proyek lainnya hanya mungkin terjadi dengan penghapusan sanksi ilegal secara penuh dan tanpa syarat. Rogozin menyebut Roscosmos akan mengajukan proposal untuk mengakhiri pekerjaannya dengan NASA dan badan antariksa internasional lainnya kepada otoritas Rusia.

Tidak jelas bagaimana keputusan itu akan memengaruhi ISS karena ISS tidak dimiliki oleh satu negara pun. Amerika, Uni Eropa (UE), Rusia, Kanada, dan Jepang mengoperasikan stasiun tersebut melalui perjanjian kerja sama antar negara. Setiap negara yang melakukan perjanjian kerja sama itu dinilai penting untuk keberlangsungan ISS, termasuk Rusia karena Segmen Orbital Rusia menangani kontrol panduan untuk seluruh stasiun.

Dilansir Engadget, Senin (4/4/2022), Amerika dan banyak negara lain memberlakukan sanksi keras terhadap Rusia setelah invasinya ke Ukraina pada 24 Februari lalu. Sanksi tersebut membuat rata-rata orang Rusia kehilangan akses ke banyak layanan buatan barat, termasuk Apple Pay dan Google Pay.

Mereka juga mempersulit bisnis Rusia untuk menguangkan penghasilan mereka dari platform pasar online seperti Steam. ISS bukanlah program luar angkasa bersama pertama berada dalam ketidakpastian karena meningkatnya ketegangan antara Barat dan Rusia.

Pada bulan Maret, Roscosmos mengatakan tidak akan mengangkut satelit internet OneWeb ke luar angkasa sampai pemerintah Inggris menjual sahamnya di perusahaan tersebut. Pada bulan yang sama, Badan Antariksa Eropa (ESA) mengumumkan menangguhkan misi ExoMars bersama dengan Roscosmos. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement