Kadin: Kelangkaan Solar Ancam Kelangsungan Industri di Jatim

Red: Muhammad Fakhruddin

Kadin: Kelangkaan Solar Ancam Kelangsungan Industri di Jatim (ilustrasi).
Kadin: Kelangkaan Solar Ancam Kelangsungan Industri di Jatim (ilustrasi). | Foto: ANTARA/RAHMAD

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, Adik Dwi Putranto mengemukakan, kelangkaan solar yang terjadi di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di wilayah itu dapat mengancam kelangsungan industri.

"Pasti ini berdampak dan mengganggu kelancaran industri di Jatim, baik besar hingga kecil. Karena hal ini bisa menghambat proses perdagangan karena harus antre membeli solar," kata Adik, dikonfirmasi di Surabaya, Selasa (5/4/2022).

Ia berharap, kelangkaan solar tidak terjadi terlalu lama, dan pekan depan harus sudah bisa teratasi agar dampaknya terhadap ekonomi tidak terlalu signifikan, karena yang menggunakan solar masih kendaraan tertentu.

Ia menegaskan, problem kelangkaan solar yang terjadi beberapa hari ini memang cukup meresahkan pengusaha, khususnya yang bergerak di sektor distribusi barang. Karena kondisi tersebut telah mengakibatkan distribusi barang menjadi tersendat karena saat membeli solar harus mengantri cukup panjang.

Baca Juga

"Kami berharap kelangkaan solar subsidi yang terjadi di sejumlah daerah bisa segera diatasi agar tidak berdampak pada kelangsungan distribusi barang," tutur pengusaha asal Kota Batu ini.

Menurutnya, kelangkaan solar ini tidak bisa lepas dari tidak sebandingnya kuota solar yang ditentukan pemerintah di tahun 2022. Untuk wilayah Jatim misalnya, kuota solar tahun ini hanya mencapai 2.281.581 Kilo Liter (KL) per tahun, lebih kecil dibanding kuota tahun 2021 sebesar 2.352.388 KL.

"Karena kuota tahun 2022 ini kan berdasarkan dari realisasi penyaluran solar tahun 2021, sementara di tahun 2021 realisasi solar memang tidak naik karena adanya pandemi COVID-19," kata Adik.

Pemerintah, kata dia, tidak menghitung adanya puasa dan telah berakhirnya pandemi, sehingga ketika ada lonjakan yang terjadi adalah solar tidak mencukupi dan kelangkaan ditemui dimana-mana.

Untuk itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa telah mengajukan surat penambahan alokasi solar untuk Jatim di tahun 2022 sebesar 306.045 KL. "Karena persoalan kekurangan solar itu mestinya bisa dengan nambah alokasi solar subsidi. Mudah-mudahan secepatnya teratasi walaupun melebihi kuota karena ini adalah diskresi," katanya.

Seperti diketahui, dalam beberapa hari ini terjadi kelangkaan solar sehingga terlihat antrean yang sangat panjang di sejumlah SPBU, di antaranya di SPBU Brebek Industri, SPBU Pakal, SPBU Diponegoro Sidoarjo, SPBU rest area Tol Tandes.

Selain itu, antrean juga terjadi di SPBU Margomulyo, SPBU Rest Area Tol Sidoarjo, SPBU Bypass Pandaan, SPBU Roomo Gresik, SPBU Jalan Osowilangon, SPBU Kalianak, SPBU Raya Balongbendo arah Mojokerto dan SPBU Geluran arah Krian.

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Ketua DPR Minta Pemerintah Amankan Pasokan Solar

Pengamat Minta Pemerintah Waspadai Dampak Kelangkaan Solar

Kendaraan Antre Solar di SPBU Bengkulu

Kelangkaan Solar Picu Naiknya Bahan Pokok di Lampung

Kadin Minta Pemerintah Gelar Operasi Pasar Minyak Goreng Skala Besar

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark