REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Anwar Abbas menyampaikan pentingnya menciptakan keakraban dan kebersamaan di antara keluarga, masyarakat, umat bangsa dan negara pada bulan Ramadhan. Ramadhan bisa menjadi moment untuk menciptakan hal itu.
KH Anwar menyampaikan mejaga keluarga merupakan perintah Allah SWT yang diabadikan dalam surah At-Tahrim ayat 6.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Artinya :
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka."
"Jadi kita oleh Allah SWT telah disuruh untuk menjaga dan memelihara diri serta keluarga dan masyarakat kita dari api neraka atau dari hal-hal yang akan bisa mengganggu dan mengusik keselamatan dan kebahagiaan kita baik untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat," kata KH Anwar saat dihubungi Republika, Rabu (5/4).
KH Anwar mengatakan, agar hal itu bisa kita dapatkan, maka di antara ketentuan yang harus kita lakukan adalah mengikuti apa yang telah dikatakan Allah SWT dalam surat Ali Imran Ayat 103. Dalam surah Ali Imran itu Allah SWTtelah berfirman :
واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا
Artinya: "Dan berpegang teguhlah kalian pada tali Allah dan jangan berpecah belah."
Ini artinya, kata KH Anwar, Allah SWT telah memerintahkan kepada kita kalau kita ingin hidupnya selamat di dunia dan di akhirat, baik dalam skala kehidupan diri sendiri dan atau dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, maka kita disuruh oleh Allah SWT untuk selalu berpegang teguh kepada firman-firmanya yang ada di dalam Alqura dan jangan sekali-kali kita itu berpecah belah.
"Ini artinya di dalam diri kita harus terbangun keimanan yang kuat kepadaNya dan dalam hal yang menyangkut kehidupan bermuamalah diantara kita harus ada sikap saling kenal mengenal dengan baik, agar di antara kita ada saling faham-memahami dan saling mengerti antara satu dengan lainnya," katanya.
Hal ini kata KH Anwar penting kita wujudkan dalam hidup dan kehidupan, agar di antara kita terbangun tali bathin dan rasa kasih sayang yang kuat, di mana kita tidak akan pernah bisa membiarkan keluarga mulai dari bapak, ibu, kakek, nenek, paman, tante, anak-anak dan atau saudara-saudara serta kemenakan kita, dan orang lain berada dalam kesulitan dan kesusahan.
"Kalau ada di antara mereka yang menghadapi masalah maka kita akan dengan cepat turun tangan untuk membantunya," katanya.
Sehingga kelezatan dan kenikmatan hidup berkeluarga dan bermasyarakat , berbangsa serta bernegara benar-benar terasa karena masing-masing pihak merasa diperhatikan dan sama-sama bisa memberikan empati dan kepedulian kepada lainnya. Hal demikian diwujudkan dalam bentuk saling bantu membantu dan saling jamin-menjamin dalam hidup dan kehidupan yang dilalui.
" Itu tidak hanya kita lakukan dalam skala kehidupan berkeluarga saja, tapi juga dalam skala kehidupan bertetangga, bermasyarakat berbangsa dan bernegara," katanya.