REPUBLIKA.CO.ID, – Dari hari kehari, seorang hamba seharusnya senantiasa berupaya untuk menyempurnakan keimanannya. Tidak segera merasa puas dengan pencapaian amal salihnya.
Pengasuh pesantren Tunas Ilmu Purbalingga sekaligus dosen Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyyah Imam Syafi'i Jember, Ustadz Abdullah Zaen Lc, MA menjelaskan ada dua faktor penting yang akan sangat membantu kita meniti proses penyempurnaan iman.
Pertama, mengingat bahwa nikmat Allah SWT untuk kita tak terhingga. Kedua, Merasa bahwa amalan kita masih banyak kekurangannya.
Ustadz Abdullah menjelaskan, dua poin ini tersebut dalam sayyidul Istighfar yang rutin dibaca setiap pagi dan petang yaitu
"أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي" “Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu.” (HR Bukhari).
Ustadz mengatakan, merenungi banyaknya karunia Allah SWT di bulan Ramadhan, akan sangat membantu manusia untuk sukses melewati bulan mulia ini. Di antara karunia tersebut yaitu:
Pertama, masih diberi umur oleh Allah SWT. Detik ini ratusan juta orang tidak bisa berjumpa dengan bulan Ramadhan. Sebab mereka telah berada di alam kubur.
Ternyata ada orang yang masih diberi Allah SWT kesempatan untuk menjumpai bulan istimewa ini. Tentu ini adalah karunia spesial yang wajib untuk disyukuri.
Sulaiman at-Taimiy rahimahullah bila membangunkan keluarganya di malam-malam Ramadhan, beliau berkata, “Ayo pada bangun! Belum tentu tahun depan kita menjumpai lagi bulan mulia ini.”
Baca juga: Calon Presiden Prancis Marine Le Pen Bersumpah akan Larang Jilbab Jika Terpilih
Kedua, dikaruniai ilmu tentang cara beri
badah dengan benar. Alangkah banyak orang yang belum mengetahui cara menjalankan ibadah sesuai ajaran agama.
Padahal salah satu syarat mutlak diterimanya amal adalah harus sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.