REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG—Kepala Bidang Tranfusi Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung Uke Muntimanah mengatakan ketersediaan darah selama Ramadhan belum memenuhi jumlah ideal persediaan darah harian, 1.500-2.000 kantong darah. Uke mengatakan, sejauh ini PMI hanya mampu menyuplai sekitar 400-500 kantong darah saja per hari.
Ketersediaan kantong darah saat ini, kata Uke, juga bukan sepenuhnya berasal dari donor sukarela masyarakat, tapi juga dari donor keluarga. “(Stok darah) didapat bukan dari full donor sukarela karena donor sukarela hanya 70 persen saja, itu sudah ada peningkatan dibanding sebelumnya. Sedangkan 30 persennya dari donor keluarga,” kata Uke saat dihubungi, Selasa (12/4/2022).
Dia mengatakan, permintaan setiap jenis golongan darah hampir seluruhnya tinggi, meskipun beberapa waktu belakangan, golongan darah A memiliki jumlah permintaan terbanyak dibanding golongan darah lain. Untuk memenuhi permintaan darah yang cukup tinggi, PMI, kata Uke, melakukan beragam upaya ‘jemput bola’. Salah satunya dengan membuka jam operasional selama 24 jam. “Jadi pendonor masih bisa datang sebelum berbuka atau setelah berbuka dan kita sediakan takjil dan ada masjid juga,” kata dia.
Untuk mengantisipasi ketidaktersediaan darah, Uke mengatakan, PMI telah bekerjasama dengan rumah sakit se-Kota Bandung untuk menghimbau agar pasien yang membutuhkan darah dapat membawa pendonor pribadi mereka sendiri, baik sebagai pendonor keluarga maupun pendonor pengganti.
Setiap pendonor keluarga harus memiliki golongan darah yang sama dengan pasien, sedangkan pendonor pengganti dapat tetap mendonor walaupun golongan darah mereka berbeda. “Pendonor pengganti kalau mereka punya golongan darah berbeda, maka tidak apa apa, silahkan donor ke PMI, nanti kita akan subsidi silang dengan pasien lain,” kata Uke.
Dia meminta seluruh masyarakat untuk bekerjasama dan membantu PMI untuk memenuhi kebutuhan ideal persediaan darah yang memang selama dua tahun terakhir sangat sulit terpenuhi. Sejak pandemi merebak, animo masyarakat untuk mendonorkan darah cukup merosot tajam, kata Uke, yang berimbas pada tidak mencukupinya pasokan darah harian. “Kalau dulu, sebelum pandemi, biasanya sebelum ramadhan bisa menyimpan 5000 jadi stok darah selama ramadhan aman, tapi selama dua tahun ini sulit sekali untuk penyiapan stok,” kata Uke.
“Atas nama PMI kami juga meminta kerjasama dari seluruh pihak untuk membantu PMI memenuhi stok darah,” pungkasnya.