BOYANESIA – Salam toghellen (saudara).....Memasuki 10 hari terakhir Ramadhan, ada malam mulia yang diimpikan oleh seluruh umat Islam, yaitu Malam Lailatul Qadar. Karena, ibadah yang dilaksanakan pada malam ini akan dilipatgandakan pahalanya. Malam ini bahkan disebut sebagai malam yang lebih baik daripada seribu bulan.
Lalu bagaimana cara meraih malam Lailatul Qadar? Apakah benar malam tersebut hanya datang pada malam-malam ganjil?
Dalam buku berjudul Quraish Shihab Menjawab: 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui, dijelaskan bahwa cara meraih Lailatul Qadar adalah giat mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan aneka kebajikan.
Namun, menurut M Quraish, kebajikan yang dimaksud bukanlah sekadar ibadah spiritual atau membaca ayat-ayat Alquran dan beritikaf, tapi aneka kebajikan sosial, upaya menambah pengetahuan yang bermanfaat, serta menghiasi diri dengna akhlak mulia sambil membersihkan jiwa dari segala macam penyakit kejiwaan, seperti angkuh, iri hati, riya dan sebagainya.
M Quraish menjelaskan, ibadah-ibadah yang dilakukan secara tulus dan ikhlas akan dapat berbekas dalam jiwa seorang Muslim. Pada akhirnya, seseorang akan merasakan kedamaian, ketenangan, lalu mengubah secara total sikap hidupnya menjadi lebih baik.
“Boleh jadi yang bersangkutan sebelum malam ibadah itu masih sering melakukan dosa kecil maupun besar. Akan tetapi, insya Allah pada saat momen Lailatul Qadar bila dijalaninya dengan sungguh-sungguh, maka akan timbul kesadaran dari dalam hati. Kesadaran akan dosa dan kelemahan manusia di hadapan Allah,” jelas dia.
“Inilah yang mendorongnya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT sambil menginsafi kesalahannya, dan pada titik itu lah Muslim tadi dapat dikatakan telah mendapatkan berkah Lailatul Qadar,” lanjut M Quraish.
Dia melanjutkan, kesadaran dan keinsafan itulah yang mengubah sikapnya 180 derajat. Kesadaran semacam itu bila dirasakan seseorang, maka itulah bukti bahwa ia telah mendapatkan Lailatul Qadar itu.
Tentunya, kata M Quraish, kesadaran ini dapat muncul kapan saja. Namun, pada malam-malam Ramadhan, khususnya pada akhir bulan suci itu, kesempatan untuk mendapatkannya lebih besar lagi, khususnya bagi mereka yang mengasah dan mengasuh jiwanya sejak awal Ramadhan.
“Pada malam Lailatul Qadar malaikat turun. Malaikat adalah makhluk Allah yang selalu berbuat kebajikan. Siapa yang ditemani malaikat, maka tentulah ia akan terus terdorong untuk melakukan kebajikan. Semoga kita dapat 'menemukan' malam mulia itu,” kata alumnus Universitas Al Azhar Mesir ini.
Juru tulis: Muhyiddin Yamin