REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Era digital dan perkembangan teknologi menuntut setiap orang, tidak terkecuali para perusahaan penyedia jasa, untuk bertransformasi dalam melayani para konsumennya. Menurut Komisaris Independent Indosat Ooredoo Hutchison sekaligus CEO Netflix Indonesia, Rudiantara, salah satu bentuk layanan konsumen yang begitu identik dengan perkembangan teknologi yaitu pola pelayanan yang awalnya analog/konvensional, kini sudah berubah dengan pola pelayanan digital.
"Perubahan pola pelayanan tersebut dapat dikategorikan sebagai bentuk transformasi digital," ujar Rudiantara dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (26/4).
Rudiantara mencontohkan, pola pelayanan jasa yang begitu terasa perubahannya menjadi digital yakni pola pelayanan yang diberikan oleh perusahaan parkir. Jika dulu, saat ingin memarkir kendaraan, maka akan menemui seorang petugas dan harus membayar biaya parkir dengan uang cash. Namun, pola pembayaran tersebut kini telah berubah.
Para pelanggan hanya perlu menyiapkan uang elektronik (e-money) yang dapat diakses melalui kartu ataupun smartphone. Dan kemudian membayar tagihan parkir melalui mesin yang tersedia.
"Pola pelayanan serupa juga dilakukan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Sejak tahun 2017 PT Jasa Marga resmi menerapkan transaksi non tunai (cashless)," katanya.
Dengan menggunakan uang elektronik, kata dia, pengguna jalan tol hanya perlu menyetorkan sejumlah dana ke dalamnya. Jika dibandingkan sistem transaksi tunai yang dilakukan sebelumnya, transaksi non tunai dinilai jauh lebih cepat dan efisien karena dapat mengurangi antrean kendaraan.
"Penerapan transaksi non tunai ini merupakan bentuk transformasi digital yang dilakukan pihak Jasa Marga untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi di jalan tol," katanya.
Menurutnya, contoh lainnya adalah perusahaan penyedia jasa yang berhasil menerapkan transformasi digital adalah Netflix. Awalnya, Netflix dikenal sebagai salah satu content creator. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, Netflix kini mulai bergeser dengan membuat konten original yang mampu dinikmati oleh semua orang.
Transformasi digital tersebut, kata dia, mampu membuat Netflix memberikan layanan hiburan yang lebih maju dengan menyandingkan konten-konten tersebut melalui internet agar mampu diakses oleh para pelanggan secara lebih mudah melalui smartphone, tablet, atau laptop.
"Strategi bisnis ini diklaim mampu membuat pendapatan Netflix meningkat, bahkan sampai 30 kali lipat," katanya.
Menurutnya, merujuk pada kesuksesan implementasi transformasi digital pada tiga sektor perusahaan penyedia jasa tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa transformasi digital memang menjadi sebuah jawaban dan solusi di tengah dinamika perkembangan teknologi saat ini. Banyak perusahaan yang mulai melakukan upaya transformasi digital sebagai bagian dari pengembangan unit bisnisnya.
"Transformasi digital sendiri didefinisikan sebagai proses transformasi yang awalnya merupakan proses analog menjadi digital dengan bantuan teknologi," katanya.
Implementasi transformasi digital, kata dia, pada akhirnya membawa keuntungan, baik secara internal maupun eksternal. Keuntungan eksternal adalah jika transformasi yang dilakukan bertujuan untuk efektivitas pelayanan kepada pelanggan. Bagi para perusahaan penyedia jasa, transformasi digital tentunya dapat membuat mereka memberikan layanan secara lebih efektif dan efisien.
Pola pelayanan yang awalnya rumit, kata dia, kerap dipermudah dengan adanya transformasi digital. Keunggulan tersebut tentunya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan yang kemudian memberikan nilai lebih bagi perusahaan pelayanan jasa.
Rudiantara menegaskan, bahwa digital hanyalah tools, sementara yang terpenting adalah transformasi diri. “Kita harus punya pemikiran, Berubah atau Mati. Semua harus berawal dari mindset untuk berkembang. Untuk bertransform,” katanya.
Rudiantara memberikan contoh bagaimana Indosat, sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi, berupaya membantu orang lain untuk bertransformasi. “Ada perusahaan di luar Jawa, mereka butuh komunikasi, internet, aplikasi dan sebagainya, kita datang, kita punya tools,” katanya.
Selain menyediakan tools, kata dia, hal lainnya yang perlu diperhatikan terkait transformasi SDM yaitu memberikan pelatihan dan class training mengenai transformasi digital kepada para karyawan.