REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Abdul Muid Badrun
Memaafkan adalah pintu terbesar menuju terciptanya rasa saling mencintai di antara sesama manusia. Islam mengajarkan agar setiap umat nya untuk selalu saling memaafkan satu sama lain. Suka memaafkan juga salah satu sifat yang dimiliki Rasulullah SAW. Rasul selalu memaafkan orang yang membenci dan menyakiti perasaannya.
Manusia tidak pernah luput dari kesalahan. Karena itu, Allah SWT sangat memuliakan orang yang bersedia memaafkan kesalah an orang lain, termasuk di dalamnya adalah keberanian orang untuk meminta maaf atas kesalahan yang diperbuat. Sebab, yang terakhir ini sering kali kalah dengan ego. Bahkan, Allah sudah menyiapkan segudang pahala untuk orang-orang tersebut.
Para psikolog mendefinisikan kata memaafkan sebagai keputusan yang disengaja untuk melepaskan perasaan kesal atau pembalasan, terhadap seseorang atau kelompok yang telah menyakitinya, terlepas dari pantas atau tidaknya mereka menerima maaf tersebut. Maka, pemahaman akan makna memaafkan itu berbeda dengan sekadar menerima permintaan maaf.
Setidaknya ada lima keutamaan ketika kita mengambil keputusan untuk memaafkan. Namun, itu tidak berarti kita mengabaikan kesalahan yang telah diperbuat. Pertama, memaafkan mampu membawa kedamaian diri. Artinya, tak ada lagi keresahan kedua be lah pihak. Kedua, memaafkan da pat membebaskan diri dari rasa amarah yang perlahan menggerogoti kebahagiaan. Ketiga, memaaf kan akan mampu memperbaiki hubungan yang (mungkin) sebelumnya telah rusak.
Keempat, memaafkan mampu melepaskan perasaan negatif dalam diri sehingga kita bisa belajar mengenali rasa sakit yang ada tanpa adanya kebencian yang dipicu dari rasa sakit tersebut.Kelima, memaafkan mampu menyembuhkan luka dan belajar untuk terus melanjutkan hidup.
Dari lima keutamaan itulah hari kemenangan Idul Fitri 1 Syawal nanti menjadi momentum untuk saling memaafkan. Memaafkan secara lahiriah dan ruhiah.Dengan begitu, 1 Syawal yang secara bahasa bermakna bulan peningkatan amal kebaikan akan benar-benar dirasakan oleh umat manusia di muka bumi ini.
Karena itulah, meminta maaf atas kesalahan adalah keberanian sikap terpuji dan memaafkan ada lah sikap mulia.Kedua sikap ini perlu terus dipupuk agar tak ada lagi kebencian dan dendam antarsesama. Kedua hal itulah yang sering kali membuat kesatuan dan persatuan umat semakin sulit terwujud. Selain itu, meminta maaf dan mudah memaafkan lebih dekat dengan takwa.
Seperti dalam firman-Nya yang artinya: Dan memberi maaf (atas kesalahan) orang itu lebih dekat dengan takwa (QS al- Baqarah: 237). Nah, dari sinilah puasa sebulan. Wallahualam.