REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Aksi pria yang menginjak kitab suci Alquran mendapatkan kecaman dari sejumlah pihak. Salah satunya disampaikan Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi.
Sebelumnya, jejaring media sosial (medsos) pada Rabu (4/5) dihebohkan dengan postingan salah seorang warga yang menginjak kitab suci Alquran. Dalam postingan video di facebook (FB) seseorang yang mengaku bernama Dika Eka yang diduga warga Sukabumi menantang umat Islam dengan menginjak Alquran.
"Menyayangkan peristiwa ini sampai terjadi, apalagi di saat kaum muslimin sedang bersuka cita di hari kemenangan pasca Ramadhan. Intinya tentunya semua mengecam aksi yang dilakukan oleh pelaku," ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi, Kamis (5/5).
Fahmi meminta, agar kaum muslimin di Kota Sukabumi khususnya tidak bertindak main hakim sendiri. "Percayakan penanganannya kepada aparat keamanan," kata dia.
Pemkot, lanjut Fahmi, mengucapkan terima kasih kepada Polres Sukabumi Kota yang dengan cepat telah menemukan dan mengamankan pelaku. Informasinya, pelaku saat ini, sedang dalam proses penanganan di Polres Sukabumi Kota.
Dalam keterangan yang diperoleh, aksi pria itu terekam dalam video berdurasi 14 detik dan viral di masyarakat melalui jejaring facebook. "Saya atas nama Dika Eka, dengan sadar, saya tantang semua yang beragama muslim," kata sesosok laki-laki dalam video tersebut.
Setelah mengucapkan hal itu, pria tersebut langsung membuka Alquran dan menginjaknya dengan kaki.
"Terkait video viralnya di media sosial, saat ini kami sudah komunikasi dengan orang tuanya dan permasalahan ini sudah ditangani oleh Polres Sukabumi Kota," kata Kepala Satuan (Kasat) Intelijen dan Keamanan (Intelkam) Polres Sukabumi Kota AKP Sonson Sudarsono kepada wartawan.
Polisi akan mendalami kasus tersebut dan meminta keterangan pembuat video terkait keaslian dan motif di belakangnya. Selain itu polisi juga mengaku memanggil orang tua terduga pelaku.
Sonson menerangkan, pendalaman diperlukan apakah videonya itu apakah benar dia yang membuatnya atau diedit atau seperti apa karena medsos ini bisa direkayasa. Di sisi lain, Sonson meminta agar masyarakat, khususnya organisasi kemasyarakatan dan tokoh agama, bersabar dan mempercayakan penanganan permasalahan ini kepada pihak kepolisian.