Banyumas Antisipasi PMK Ternak dari Jatim
Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Kepala Badan Karantina Pertanian instruksikan perkuat karantina demi cegah wabah PMK. | Foto: Kementan
REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Dalam upaya cegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak, Dinas Perikanan dan Peternakan (Dinkanak) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, telah melakukan beberapa langkah antisipasi.
Hal ini terkait dengan wabah PMK yang menjangkiti ribuan ternak di Jawa Timur. Penyakit ini merupakan penyakit hewan menular karena serangan virus ke ternak seperti sapi, kerbau, kambing, kuda, dan babi. Namun penyakit ini tak menular ke manusia.
"Kemarin sudah kami rapatkan (langkah antisipasinya), dan segera kita bentuk tim pencegahan PMK masuk Kabupaten Banyumas," ujar Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Banyumas, Sulistiono, kepada Republika.co.id, Selasa (10/5/2022).
Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet) Dinkanak Banyumas, Jan Aririjadi menambahkan, langkah pencegahan yang telah dirumuskan mulai dilaksanakan hari ini.
"Langkah-langkahnya yaitu mengusulkan anggaran, petugas pusat kesehatan hewan (puskeswan) melaksanakan surveilans ke kandang ternak, dan pasar hewan akan dilaksanakan desinfektan terhadap sapi yang masuk," jelas Jan.
Petugas puskeswan Banyumas juga segera memonitor sapi asal Jatim. Bila ada kasus yang mengarah PMK, kata Jan, maka akan diambil sampel untuk uji laboratorium.
Menurut Jan, ternak sapi asal Jatim tidak banyak di Kabupaten Banyumas, justru lebih banyak yang berasal dari Jawa Tengah seperti Blora, Grobogan, dan Pati.
"Sapi dari luar Banyumas dibeli oleh jagal buat di potong di RPH. Kebanyakan dari Jawa Tengah," ujarnya.