Selasa 10 May 2022 23:01 WIB

Manusia Harus Menyadari Statusnya Sebagai Hamba Allah

Manusia adalah hamba Allah.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Manusia Harus Menyadari Statusnya Sebagai Hamba Allah. Foto:   Bertaubat. Ilustrasi
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Manusia Harus Menyadari Statusnya Sebagai Hamba Allah. Foto: Bertaubat. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menurut Syekh Ibnu Atha'illah dalam Kitab Al-Hikam, manusia harus menyadari statusnya sebagai seorang hamba Allah. Maka manusia tidak boleh melupakan statusnya sebagai seorang hamba Allah dalam kesehariannya.

Sebagai seorang hamba Allah, manusia dilarang mengklaim sifat-sifat Allah seperti mengklaim diri paling berkuasa, paling perkasa, paling mulia, paling tinggi dan lain sebagainya. Karena klaim seperti itu adalah kesombongan, sementara Allah tidak menyukai kesombongan.

Baca Juga

"Allah melarang kamu mengklaim atau mengakui sesuatu yang bukan hak kamu, karena itu hak orang lain. Maka apakah mungkin Allah akan mengizinkan kamu mengklaim atau mengakui sifat-sifat Allah padahal Allah yang memelihara, mengatur, dan menjamin seisi alam." (Syekh Atha'illah, Al-Hikam).

Terjemah kitab Al-Hikam oleh Ustaz Bahreisy menambah penjelasan perkataan Syekh Atha'illah dengan mengutip hadist-hadist ini.