Merapi Muntahkan 120 Kali Guguran Lava
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Luncuran lava pijar keluar dari kawah Gunung Merapi terlihat dari Srumbung, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (4/5/2022). Menurut data BPPTKG Yogyakarta pada periode pengamatan 4 Mei 2022 pukul 00.00-12.00 WIB telah terjadi 11 guguran lava dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter ke arah barat daya. | Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Aktivitas vulkanik Gunung Merapi pada periode pengamatan 29 April-5 Mei 2022 masih cukup tinggi. Pekan ini, guguran lava teramati sebanyak 120 kali ke arah barat daya dominan ke Sungai Bebeng berjarak luncur maksimal 2.000 meter.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengamatan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida mengatakan, di kubah barat daya teramati penurunan ketinggian kubah sekitar tiga meter. Kubah tengah tidak teramati perubahan morfologi signifikan.
Berdasarkan analisis foto volume kubah lava barat daya, terhitung sebesar 1.520.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.582.000 meter kubik. Hanik menerangkan, selama satu pekan ini intensitas kegempaan masih cukup tinggi.
Deformasi Gunung Merapi yang dipantau menggunakan EDM pada pekan ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,7 centimeter per hari. Intensitas curah hujan sebesar 25 milimeter per jam selama 85 menit di Pos Ngepos pada 5 Mei 2022.
"Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," kata Hanik, Rabu (11/5/2022).
Kesimpulannya, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa erupsi efusif. Karenanya, status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya.
Meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak dan Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer. Kemudian, di sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer.
Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif menjangkau radius tiga kilometer dari puncak. Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Merapi.
"Serta, mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi," ujar Hanik.
Pada 10 Mei 2022, teramati satu kali guguran awan panas dengan jarak luncur 1.800 meter mengarah ke barat daya berdurasi 26,8-189,2 detik. Terjadi pula 9 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter ke arah barat daya.