Intensitas Kegempaan Merapi Masih Tinggi
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Intensitas Kegempaan Merapi Masih Tinggi (ilustrasi). | Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Laporan pengamatan Gunung Merapi pada periode 6-12 Mei 2022 menunjukkan aktivitas vulkanik yang masih tinggi. Pada pekan ini, terjadi dua kali awan panas guguran ke barat daya (hulu Sungai Bebeng) berjarak luncur maksimal 2.000 meter.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, guguran lava teramati sebanyak 92 kali ke arah barat daya. Dominan ke arah Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter.
Di kubah barat daya teramati penambahan ketinggian kubah sekitar dua meter. Untuk kubah tengah tidak teramati adanya perubahan morfologi yang terbilang signifikan. Berdasarkan analisis foto, volume kubah lava barat daya 1.551.000 meter kubik.
Sedangkan, lanjut Hanik, untuk kubah tengah sebesar 2.582.000 meter kubik. Lalu, deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada pekan ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 1,2 centimeter per hari.
"Intensitas kegempaan pada pekan ini masih cukup tinggi," kata Hanik, Jumat (13/5).
Ia menerangkan, intensitas curah hujan sebesar 111 milimeter per jam selama 85 menit di Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang. Kemudian, dilaporkan adanya penambahan aliran di Sungai Boyong yang terjadi pada 10 Mei 2022.
Kesimpulannya, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga.
Karenanya, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas. Sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer. Sektor tenggara Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer.
Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak. Maka itu, Hanik tetap meminta masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
"Mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," ujar Hanik.