Sabtu 28 May 2022 09:15 WIB

Pedagang Jabar Keluhkan Penghentian Pengiriman Sapi dari Jateng dan Jatim

Pedagang menyebut banyak masyarakat membeli sapi jelang Idul Adha

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nur Aini
Pedagang memberi makan sapi di kandang yang berada di Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Jumat (27/5/2022).
Foto: Republika/Bayu Adji
Pedagang memberi makan sapi di kandang yang berada di Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Jumat (27/5/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pedagang Jawa Barat mengeluhkan kebijakan penyetopan pengiriman hewan ternak dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hal itu karena banyak permintaan masyarakat untuk sapi jelang Idul Adha.

Adanya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) membuat lalu lintas pengiriman hewan ternak, termasuk sapi, dibatasi. Sapi-sapi yang berasal dari Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim) belum bisa masuk ke Jawa Barat. Padahal, dua daerah yang disebut pertama adalah penyuplai sapi paling tinggi untuk Jabar.

Baca Juga

Salah seorang pengurus kandang sapi di Kecamatan Tawang, Kota Tasikamalaya, Dayat (65 tahun), mengeluhkan kebijakan penyetopan pengiriman hewan ternak dari Jateng dan Jatim. Pasalnya, saat menjelang Iduladha, banyak masyarakat yang membeli sapi untuk dijadikan hewan kurban.

"Sebagai pedagang ya mengeluh. Kalau bisa ya dibuka lagi," kata dia, Jumat (27/5/2022).

Saat ini, stok sapi di kandang yang diurusnya hanya terdapat 20 ekor. Sapi-sapi itu didatangkan dari luar Jawa Barat, jauh sebelum wabah PMK terjadi. Namun, pascalebaran Idulfitri, pedagang di Tasikmalaya tak bisa mendatangkan sapi dari Jateng dan Jatim. Padahal, mayoritas sapi yang ada di Kota Tasikmalaya disebut berasal dari dua daerah itu.

Dayat mengatakan, rata-rata jumlah sapi yang terjual dari kandangnya saat momen Iduladha mencapai 80 ekor. Namun, dengan disetopnya pengiriman sapi dari Jateng dan Jatim, angka itu diprediksi akan menurun tahun ini.

"Ini mempengaruhi penjualan. Soalnya dari Jawa disetop, tidak boleh masuk ke sini," kata dia.

Ia belum bisa memastikan langkah yang akan dilakukan ketika ada pesanan datang. Sebab, sapi-sapi dari wilayah sekitar Kota Tasikmalaya, seperti Kabupaten Tasikmalaya dan Garut, juga banyak yang terinfeksi PMK.

"Kalau tidak juga (dibuka), ya kami jualan yang ada saja di kandang," kata dia.

Salah seorang pedagang lainnya, Yayat (50), mengatakan, adanya wabah PMK tentu akan memengaruhi penjualan sapi saat momen Iduladha. Selain karena pembatasan lalu lintas hewan ternak, ia menyebut, sebagian masyarakat juga takut untuk membeli daging sapi karena penyaki itu.

"Sebagian masyarakat ada yang takut, tapi saya jelaskan sapi di Tasikmalaya insyaallah sehat. Itu juga tak menyerang manusia," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement