Sleman Helat Festival Produk Kelompok Wanita Tani, Diikuti 60 Peserta
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Bupati Sleman, Kustini Purnomo, saat meninjau salah satu stan peserta Festival Gelar Produk KWT. | Foto: Dokumen
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bupati Sleman, DIY, Kustini Purnomo, membuka secara resmi Festival Gelar Produk Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Wisata Wana Rahayu, Kapanewon Moyudan. Pembukaan festival tersebut ditandai dengan pengguntingan pita oleh bupati Sleman.
Festival Gelar Produk KWT ini merupakan kegiatan yang diinisiasi KWT Minggir dan KWT Moyudan. Kegiatan ini melibatkan langsung 60 anggota KWT untuk dapat menampilkan sekaligus memasarkan produk olahan makanan yang mereka kembangkan.
Dalam sambutannya, Kustini menyampaikan apresiasi tinggi atas penyelenggaraan Festival Gelar Produk KWT tersebut. Ia berpendapat, kegiatan seperti ini bisa menjadi ajang yang tepat untuk menampilkan berbagai potensi yang mereka miliki.
"Mengenalkan potensi-potensi olahan yang dihasilkan kelompok wanita tani, khususnya di wilayah Kapanewon Minggir dan Moyudan," kata Kustini, Ahad (5/6/2022).
Ia menegaskan, pertanian masih menjadi sektor unggulan di Kabupaten Sleman. Terlebih, Kapanewon Minggir dan Moyudan yang memang memiliki wilayah-wilayah pertanian dan selama ini merupakan lumbung pangan di Kabupaten Sleman.
Berdasarkan kondisi tersebut, Kustini menilai, petani-petani yang ada di Kabupaten Sleman memiliki peran penting dalam melakukan inovasi dengan mengolah berbagai hasil pertanian menjadi olahan yang bernilai ekonomi tinggi.
Kustini melihat, peningkatan nilai tambah kepada produk-produk pertanian, perikanan dan kehutanan dapat terwujud jika SDM pengolah produk-produk tersebut memiliki kompetensi yang baik. Karenanya, SDM itu penting sebagai bekal.
"Dengan bekal yang cukup kelompok tani mampu bersaing dalam pengolahan produk pertanian yang memiliki nilai jual tinggi," ujarnya.
Menurut Kustini, inovasi yang perlu dilakukan oleh kelompok tani tidak hanya mengolah hasil pertanian, tapi juga berinovasi dalam pemasarannya. Kustini menyebut kegiatan festival gelar produk itu menjadi salah satu contoh nyata.
Artinya, ada inovasi yang dilakukan kelompok tani dalam memasarkan produknya. Apalagi, selain gelar produk, kegiatan ini turut diisi lomba olahan makanan berbahan dasar ubi, diikuti 20 peserta yang berasal dari Minggir dan Moyudan.