Penularan PMK di Kecamatan Getasan Capai 20 Ekor Sapi per Malam

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq

Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang meningkatkan pengawasan sebagai upaya pencegahan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di daerahnya.
Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang meningkatkan pengawasan sebagai upaya pencegahan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di daerahnya. | Foto: Republika/Bowo Pribadi

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak sapi di sentra produksi susu sapi segar Kabupaten Semarang, Kecamatan Getasan, Jawa Tengah, terus mengundang keprihatinan.

Meski begitu, masyarakat diimbau tidak panik, karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang maupun stakeholder terkait terus berupaya melakukan penanganan dan pengendalian PMK.

Di Kecamatan Getasan, sudah ada laporan kasus sapi yang sudah tidak kuat berdiri diduga karena terserang virus PMK kemudian dijual dengan harga yang murah oleh pemiliknya.

Sehingga, jelasnya, peternak pun merugi puluhan juta rupiah. "Karena panik, pemilik akhirnya rela menanggung kerugian yang tidak sedikit," ungkap Camat Getasan, Istichomah, Senin (6/6/2022).

Istichomah mengakui, penambahan kasus/penyebaran PMK pada sapi perah di wilayah Kecamatan Getasan cukup cepat, hingga mencapai sekitar 20 ekor sapi dalam sehari.

Umumnya sapi yang terjangkit PMK berada di kandang-kandang perorangan, di desa-desa yang berada di wilayah atas (lereng Merbabu) seperti Desa Kopeng, Tolokan, dan lainnya.

Untuk desa yang berada wilayah bawah Kecamatan Getasan seperti Jetak dan lainnya relatif masih aman dari penyebaran PMK. "Bahkan belum ada kasus, PMK ditemukan di Desa Jetak” jelasnya.

Persebaran awal kasus PMK di Kecamatan Getasan diduga akibat lalu lintas sapi dari luar daerah, ketika salah satu peternak membeli sapi dari Kabupaten Boyolali.

“Kasus awal itu pada 17 Mei 2022 ada salah satu peternak di Desa Tolokan yang membeli sapi dari Boyolali, ternyata sampai di rumah sapi tersebut tidak mau makan,” kata dia.

Peternak yang bersangkutan,  sebenarnya sudah berupaya mengembalikan sapi yang tidak mau makan dan baru dibelinya tersebut kepada pedagang di Boyolali.

"Meski hanya semalam di kandang, ternyata sapi yang baru dibeli tersebut telah menularkan PMK pada tiga ekor sapi lain di kandang peternak tersebut," tambah Istichomah.

Kini, lanjutnya, Pemerintah Kecamatan Getasan bersama dinas terkait terus menggelar sosialisasi pencegahan dan penanganan PMK kepada kelompok peternak yang ada di Kecamatan Getasan.

Salah satunya adalah sosialisasi yang dilakukan bersama dengan Koperasi Andini Luhur Getasan, akhir pekan kemarin, dengan sasaran kelompok peternak maupun para blantik sapi.

Sosialisasi ini digelar agar  peternak tidak panik dalam menghadapi wabah PMK tersebut. "Termasuk memberikan penyuluhan  bagaimana cara bertindak jika mendapati sapi dengan gejala PMK," tegasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Pemkab Kudus Tutup Dua Pasar Hewan Antisipasi Penyebaran PMK

Sebaran Penyakit Mulut dan Kuku Hewan Ternak di Aceh

Antisipasi Penyebaran PMK, Kapolres Demak Blusukan Periksa Hewan Ternak Warga

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark