REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memperlihatkan kinerja positif kementerian yang dipimpinnya serta badan-badan usaha milik negara kepada mitra kerjanya di DPR RI, Komisi VI, dalam rapat kerja yang berlangsung Selasa (7/6).
Dalam video yang diunggah di akun instagram resmi @erickthohir, Erick menegaskan, BUMN tetap mampu memberi sumbangsih yang besar bagi negara, meski anggaran yang mereka terima sangat kecil. Itu terjadi karena kementerian yang dipimpinnnya bekerja secara efektif dan kalkulatif.
Untuk diketahui anggaran Kementerian BUMN pada 2020 sebanyak Rp 266 miliar, dan pada 2021 mencapai Rp 197 miliar usai dipotong karena Covid-19. Adapun anggaran pada 2022 adalah Rp 208,2 miliar dan pagu 2023 sebanyak Rp 232 miliar.
"Dukungan (anggaran) yang diberikan kepada Kementerian BUMN mungkin yang terkecil dibanding kementerian yang lain di seluruh Republik ini. Nah tentu kami tetap berharap tetap bekerja secara efisien dan kalkulatif. Tetapi memang jika tidak keberatan, kami tetap menginginkan anggaran tahun ini bisa tetap dijaga di angka 300-an (miliar)," kata Erick Thohir dalam pemaparannya.
Anggaran yang kecil itu, lanjut Erick Thohir, sebetulnya tidak sepadan dengan tanggung jawab dan amanah yang dibebankan kepada Kementerian BUMN. "Namun kami terus bisa memastikan pembukaan lapangan kerja, bagaimana kami juga terus melakukan pendampingan kepada UMKM dan terus juga menjaga daripada proyek-proyek strategis nasional," ujarnya.
Pada bagian lain Erick Thohir mengungkapkan, total aset yang dikelola Kementerian BUMN saat ini mencapai Rp 8.998 triliun. "Jadi memang dengan pagu ini sangat jauh lebih kecil daripada beban kerja yang dilakukan oleh kami dan tentu para anggota dewan bisa rasakan," kata dia lagi.
Sementara itu, total pendapatan dari BUMN mencapai Rp 1.983 triliun atau setara dengan 99 persen dari pendapatan APBN. "Apalagi kalau kita lihat kontribusi yang kita berikan selama kami, tentu bekerja sama dengan Komisi VI di mana Komisi VI dorong berbagai teroboson yang kami lakukan," papar Erick Thohir lagi.
Adapun kontribusi pajak dan dividen BUMN-BUMN yang disetor ke kas negara mencapai Rp 371 triliun. Sementara laba yang dicapai pada 2021, setelah melakukan konsolidasi laporan keuangan untuk pertama kalinya, meningkat secara drastis dari hanya Rp 13 triliun pada 2020 menjadi Rp 126 triliun.
"Ini adalah prestasi yang saya rasa luar biasa. Jadi kami juga yakini ke depan dividen kami akan kembali normal setelah masa Covid-19 ini," kata Erick Thohir lagi.
Sehubungan dengan kesuksesan-kesuksesan itu, Erick Thohir berterima kasih kepada seluruh jajarannya di Kementerian BUMN dan semua jajaran direksi serta pimpinan dan anggota Komisi IV yang terus mendorong melakukan konsolidasi di perusahaan-perusahaan BUMN. Terkait konsolidasi ini, Erick Thohir menginformasikan bahwa dari 108 BUMN kini menjadi 41 perusahaan.