REPUBLIKA.CO.ID, REJANG LEBONG -- Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu menyebutkan jumlah ternak sapi yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) di daerah itu mencapai 99 ekor. Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Rejang Lebong Zulkarnain di Rejang Lebong, Jumat (17/6/2022) mengatakan kasus ternak jenis sapi yang terjangkit PMK tersebut terus bertambah setelah dari sebelumnya hanya tiga ekor.
"Dari data yang kita miliki hingga 16 Juni kemarin jumlah sapi yang terinfeksi PMK ini sudah mencapai 99 ekor," kata dia.
Dia menjelaskan, adanya ternak sapi yang terjangkit PMK ini diketahui setelah pada 2 Juni lalu pihaknya melakukan uji sampel PCR terhadap tiga ekor ternak sapi dari wilayah itu. Selanjutnya dikirim ke Balai Veteriner Lampung untuk diperiksa.
Hasil dari pemeriksaan Balai Veteriner Lampung, kata dia, dinyatakan positif dan berdasarkan ciri-cirinya diketahui jika puluhan ekor ternak lainnya juga terinfeksi PMK dengan jumlah mencapai 99 kasus. Sejauh ini pihaknya belum mengetahui penyebaran PMK di wilayah itu berasal dari ternak sapi dari luar daerah atau bukan. Karena saat masuk ke Rejang Lebong kondisinya masih sehat.
"Virus penyebab PMK ini sama dengan Covid-19, prosesnya sampai 14 hari. Bisa saja saat masuk ke Rejang Lebong sehat, namun setelah itu baru ketahuan terinfeksi PMK," terangnya.
Upaya penanganan yang mereka lakukan saat ini, tambah dia, ialah dengan melakukan pemisahan antara ternak yang sakit dengan yang sehat. Kendati cara ini diakui tidak maksimal karena penyebaran virus penyebab PMK ini bisa mencapai 10 km.
Selain itu, pihaknya juga membatasi kunjungan ke kandang ternak yang terinfeksi termasuk kalangan wartawan yang meliput perkembangan kasusnya di lapangan karena bisa menjadi media penyebaran virus ke ternak sapi lainnya. Untuk menangani kasus ini pihak meminta para peternak memberikan penyuntikan vitamin dan antibiotik secara mandiri, karena Distankan Rejang Lebong tidak memilikinya.
Selain itu peternak juga diminta memberikan suplemen tradisional untuk meningkatkan stamina ternak sapi. "Masyarakat kita himbau tidak panik khususnya peternak, karena bila ditangani dengan baik sapi yang terinfeksi bisa sembuh contohnya tiga kasus yang pertama kita temukan saat ini kondisinya sudah membaik," kata Zulkarnain.