Rabu 22 Jun 2022 13:29 WIB

Puluhan Ekor Ternak di Pangandaran Diduga Terinfeksi PMK

Sebanyak 30 ekor ternak yang diduga terinfeksi PMK sudah sembuh di Pangandaran

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nur Aini
Hewan ternak, ilustrasi. Sebanyak 35 ekor sapi di Kabupaten Pangandaran diduga terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Hewan ternak, ilustrasi. Sebanyak 35 ekor sapi di Kabupaten Pangandaran diduga terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK).

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Sebanyak 35 ekor sapi di Kabupaten Pangandaran diduga terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK). Namun, dari puluhan ekor hewan ternak yang diduga terserang wabah tersebut, belum ada satu ekor pun yang dinyatakan positif PMK.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Pangandaran, Suryadi, mengatakan, dari total 35 ekor hewan ternak yang diduga terinfeksi PMK itu, 30 ekor di antaranya telah sembuh. Sementara lima ekor lainnya akan diperiksa melalui pengujian laboratorium untuk mengetahui kondisinya secara pasti.

Baca Juga

"Yang lima (ekor) mau diambil sampel darah oleh Balai Veteriner Subang pada Jumat (24/6/2022)," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (22/6/2022).

Meski demikian, Suryadi menjelaskan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran telah melakukan penanganan untuk mencegah wabah PMK makin meluas. Bahkan, menurut dia, pihaknya itu telah melakukan antisipasi penyebaran PMK sejak awal ditemukan kasus penyakit tersebut.

Ia menyebutkan, lalu lintas hewan ternak dan aktivitas pasar hewan di Cijulang dan Pangandaranz sempat dihentikan sementara waktu. Namun, karena saat ini merupakan momen menjelang Iduladha, Pemkab Pangandaran memberi kebijakan untuk jual beli hewan ternak tetap dapat dilaksanakan, asalkan setiap hewan ternak dipastikan dalam kondisi sehat dengan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).

"Kemarin pasar hewan sempat dibuka, tapi sekarang ditutup lagi. Itu kebijakan bandar setempat karena takut PMK menyebar. Padahal, kami sudah memberikan kebijakan agar pasar boleh dibuka asal diperhatikan aktivitasnya," kata dia.

Terkait penanganan kepada hewan ternak yang diduga terinfeksi PMK, Suryadi menjelaskan, pihaknya mengalami kendala dalam penyediaan obat. Sebab, di dinasnya saat ini sedang tak terdapat stok obat.

Selama ini, pengobatan kepada hewan ternak yang sakit dilakukan secara swadaya oleh peternak. "Karena kami tak ada anggaran untuk obat. Mangkanya kami juga berharap dari pusat maupun provinsi," ujar dia.

Ia menambahkan, saat ini pihaknya juga mulai melakukan pendataan jumlah hewan ternak di Kabupaten Pangandaran untuk kebutuhan vaksin PMK. Namun, menurut dia, hingga saat ini belum ada kepastian untuk vaksinasi PMK di Kabupaten Pangandaran.

"Sekarang vaksinasi diprioritaskan untuk daerah terkena wabah dan untuk sapi perah," kata Suryadi. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement