Jumat 24 Jun 2022 15:26 WIB

Nama Muhammad Dapat Miras, Ust Felix Siauw: Sistematis dan Kemungkinan Hollywings Sengaja

Kasus Hollywing muncul karena negara tidak tegas.

Rep: Sadewo/ Red: Partner
 Ustadz Felix Siauw menduga promosi miras dengan nama Muhammad oleh Hollywing sistematis dan disengaja.
Ustadz Felix Siauw menduga promosi miras dengan nama Muhammad oleh Hollywing sistematis dan disengaja.

Ustadz Felix Siauw mengunggap  komentar di akun Instagram terkait kasus Hollywing.
Ustadz Felix Siauw mengunggap komentar di akun Instagram terkait kasus Hollywing.

JAKARTA — Ustadz Felix Siauw menduga kasus Hollywings yang mempromosikan minuman keras dengan menggunakan nama Muhammad dan Maria, bukanlah hal yang tidak disengaja.

“Ternyata bukan hanya satu promosi, tapi dua promosi yang dilakukan Hollywings. Dari diksi dan promosinya, setidaknya kita tahu ini bukan ketidaksengajaan seperti dikatakan manajemennya dalam permintaan maafnya. Tapi ini promosi yang kayaknya terstruktur,” kata Felix Siau dalam akun Instagramnya @felix.siauw

Video Felix Siauw ini diunggah dalam akun instagram @felix.siauw pada Jumat (24/6/2022). Dan dalam tujuh jam sudah mendapat 14.316 like.

Dijelaskannya, dalam diksinya Hollywings ingin mengambil kontroversi dalam promosinya. Sehingga mereka menyandingkan dua hal yang berseberangan supaya menghasilkan hal yang viral. Misalnya menyandingkan minuman keras dengan tokoh relijius. Dalam hal ini Nabi Muhammad dan Maria.

“Dari sini kita tahu kita tahu kalau ini disengaja, penghinaan, caci maki dan sebagainya,” ungkap Felix.

Felix menduga ini disengaja karena memunculkan suatu brand dengan diksi, warna, atau apapun, harus sesuai dengan visi misi yang ingin dibangun atas sebuah produk. “Kita tahu tempat ini (Hollywings) tempat apa, tempat jual minuman keras, klub malam, Dan ketika mereka menaruh posisi mereka di tempat seperti ini, ya kita jadi tahu mereka ingin berlawan-lawanan dengan agama,” kata Felix.

Penistaan agama di Indonesia itu, menurut Felix, banyak yang disengaja. Hal ini karena tidak ada tindakan tegas dari pemerintah ataupun pihak yang berwenang untuk membuat orang-orang seperti ini kapok.

“Sehingga kalau ada orang yang bilang Islam itu bikin kekerasan, penuh kebencian, mereka tidak sadar bahwa yang memulai itu bukan kaum muslimin,” kata Felix.

Seperti juga yang terjadi di Singapura, lanjut Felix, ada yang mempromosikan bikini dengan motif tulisan Allah dan ayat-ayat Alquran. “Muslim dimana-mana itu diam, mereka diprovokasi. Ketika mereka merespon dengan keyakinan mereka, mereka melakukan pembelaan terhadap Nabi Muhammad, terhadap Islam maka mereka dibilang hate speech, mereka dibilang radikal,” kata Felix.

Kasus Hollywing, menurut Felix, hanya salah satu contoh kasus saja, bahwa ada kelompok-kelompok pembenci agama, mereka menggunakan nama-nama religius untuk disandingkan dengan minuman keras.

“Ini adalah hal sistematis, ada dipikiran untuk mengolok-olok agama. Dan menganggap Indonesia ini sudah kayak negeri di luar, misalnya Amerika, Inggris, yang mengolok-olok agama adalah hal yang keren, yang mengolok-olok agama adalah tanda kemajuan,” paparnya.

Kasus ini terjadi karena ketidaktegasan pemerintah. Sehingga bukan tidak mungkin kasus semacam Hollywing bukanlah kasus yang terakhir kali. “Akan terjadi lagi karena orang-orang yang punya pikiran seperti ini banyak,” ungkap Felix. Ditambah lagi dengan persoalan Islamophobia, maka seolah-olah Islam ini layak untuk dijadikan bahan bully-an. Seolah-olah tindakan mereka sudah benar.

Felix berharap ada tindakan tegas dari pemerintah untuk membuat para pengolok-olok Islam ini jera. “Kalau muslim yang bereaksi nanti dibilang radikal, kekerasan,” kata Felix.

Felix juga mengajak umat Islam melaporkan terhadap kasus-kasus seperti Holywing ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement