Kongres Sampah II, Perlu Upaya Serius Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat menghadiri dan membuka Kongres Sampah II di di Paseban Candi Kembar- Candi Plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (25/6) malam. | Foto: Humas Pemprov Jateng
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kegiatan bertajuk Kongres Sampah ke II berlangsung di Paseban Candi Kembar- Candi Plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Saat membuka kongres ini, Gubernur Ganjar Pranowo ingin agar kegiatan tersebut melahirkan sejumlah rekomendasi yang kemudian digunakan untuk menyusun kebijakan dalam penanganan problem sampah.
Sejauh ini, rekomendasi terkait pengelolaan dan penanganan problem sampah sudah dihasilkan dari Kongres Sampah pertama yang digelar di Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang dua tahun lalu. Namun karena dua tahun pandemi, berbagai rekomendasi tersebut belum dapat dilaksanakan.
“Sebelumnya, kita sudah membuat rekomendasi-rekomendasi dari Kongres Sampah pertama, tetapi karena pandemi tidak dapat berjalan sampai akhirnya kita ketemu kembali di kongres yang kedua, di Bugisan ini,” jelas gubernur.
Persoalan sampah, lanjutnya, memang perlu mendapat perhatian serius dalam rangka mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan. Maka rekomendasi-rekomendasi yang dulu, pada hari ini hendaknya dicek ulang, agar kombinasi rekomendasi yang dihasilkan dari kongres kedua ini dapat membawa dan diwujudkan dalam kebijakan.
Ia sangat berharap Kongres Sampah kali ini juga dapat memberikan rekomendasi yang bisa diangkat menjadi kebijakan publik untuk digerakkan bersama dalam mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan dan berkeadilan. “Jika rekomendasi yang dihasilkan bisa kita angkat menjadi kebijakan publik untuk kita gerakkan bersama-sama itu akan luar biasa,” katanya.
Harapan ini bukan tanpa sebab, saat memberikan penghargaan kepada insan-insan yang peduli terhadap keberlangsungan lingkungan dan sampah, terungkap banyak kreativitas dari masyarakat. Ada yang mengelola sampah, ada yang memperbaiki sumber mata air, yang menjaga sungai agar bersih, dan sebagainya.
Bahkan reflek-reflek kerja yang telah ditunjukkan tersebut bukan sekadar kerja parsial, tetapi merupakan kerja holistik. Maka kreativitas dan berbagai potensi yang telah ditunjukkan ini harus bisa diangkat menjadi kebijakan publik untuk yang dapat digerakkan untuk membuat Jateng bersih dari sampah.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jateng, Widi Hartanto menyampaikan Kongres Sampah II berlangsung selama dua hari, mulai Sabtu (25/6) hingga Ahad (26/6). Kegiatan diikuti 1.500 peserta, di mana sebanyak 500 peserta hadir di lokasi, sedangkan 1.000 peserta lainnya mengikuti secara daring.
Para peserta berasal unsur pemerintahan, akademisi, dunia usaha, masyarakat/komunitas peduli lingkungan, unsur media, dan pihak-pihak lain yang memiliki perhatian lebih dalam hal penanganan persoalan/problem sampah. “Melalui Kegiatan ini, diharapkan akan semakin meningkatkan atau menggerakkan seluruh pemangku kepentingan untuk bersama menangani sampah di Jateng,” jelas dia.