“Kita adalah duta-duta kecil dari bangsa yang besar” yang selalu didengungkan oleh Kepala Sekolah Indonesia Davao-Filipina, Drs. H. Agus, sudah menjadi salah satu misi dari Sekolah Indonesia Davao.
Kredo itu sudah dibuktikan dengan berbagai kegiatan yang diikuti oleh Sekolah Indonesia Davao untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia di seluruh Filipina Selatan.
Tarian Indang Badingding dan Rampai Saman yang dibawakan murid-murid Sekolah Indonesia Davao berhasil memukau ribuan penonton di Tagum City dalam acara 13th Pakaradyan Festival 2019. Gerakan yang energik, dibalut pakaian yang terlihat mewah mendapatkan aplaus yang baik dan meriah dari penonton.
Festival yang diselenggarakan tgl 22 Oktober hingga 24 Oktober ini, mengambil Tema: Celeberating our Origin, Honoring our Past, adalah Festival tahunan suku-suku Muslim di Tagum City, dan Davao del Norte. Festival ini menampilkan berbagai macam tarian, music, bahasa, adat istiadat suku-suku Muslim yang ada di Tagum, dan Davao del Norte seperti suku-suku; Kagan, Maranao, Iranum, Tausug, Maguindanao dan lain-lain, dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat serta pejabat pemerintahan. Kegiatan ini menjadi The Best Tourism Event Festival tingkat nasional dari Departemen Pariwisata Filipina tahun 2017.
Dalam pidato pembukaannya wakil walikota Tagum Eva Lorraine Ensemble mengatakan bahwa untuk menghormati masa lalu kita, maka kita wajib menggali budaya dari berbagai suku yang ada di kota Tagum dan sekitarnya, termasuk suku-suku Muslim yang merupakan bagian penting dari peradaban Filipina. “Saya sangat berterima kasih dan sangat mengapresiasi kehadiran tim tari dari Sekolah Indonesia Davao dalam kegiatan ini kita adalah satu dan kita adalah bersaudara” ujarnya lagi.
Sementara itu, Heny Muliyani, yang mewakili Konjen RI, mengatakan bahwa keikutsertaan KJRI dalam kegiatan ini diharapkan lebih memberi pemahaman tentang Indonesia kepada masyarakat Filipina Selatan, serta bisa mempererat hubungan yang sudah terjalin selama ini.