REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Waskita Karya (Persero) Tbk. menggarap pembangunan lanjutan Bendungan Temef, yang berlokasi di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT). Perseroan meraih kontrak senilai Rp 464 miliar itu melalui Unit bisnisnya, Infrastructure I Division, yang baru saja memenangkan tender pengerjaan tersebut.
Waktu pengerjaan proyek ini akan berlangsung selama 900 hari. "Ruang lingkup pekerjaan Waskita meliputi pekerjaan persiapan, bangunan pengelak, cofferdam dan bendungan utama, lalu bangunan pengambilan dan peralatan hidromekanikal," ungkap SVP Corporate Secretary Perseroan Novianto Ari Nugroho dalam keterangannya dikutip, Jumat (15/7/2022).
Bendungan Temef yang berada di daerah aliran sungai seluas 550,98 km2 dengan panjang sungai 45,38 km rencananya akan dibangun bangunan pengelak dengan tipe tapal kuda dan panjang 340 m. Selain itu, cofferdam akan dibangun tipe urungan random dengan inti miring dan tinggi pengelak 20m dan bendungan utama yang dibangun tipe urungan random selektif dengan inti tegak.
Novianto memaparkan tujuan dan manfaat dibangunnya bendungan ini untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian hingga seluas 4.500 Ha. "Bendungan ini juga diharapkan memenuhi kebutuhan air baku masyarakat NTT, khususnya di daerah sekitarnya," kata Novianto.
Bendungan tersebut juga sebagai fungsi pengendalian banjir di daratan Malaka, serta pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro (PLTM) sebesar 2 x 1,0 MW, lalu meningkatkan perekonomian dan menjaga ketahanan pangan di daerah Kabupaten Timor Tengan Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Malaka.
Perseroan telah membukukan kontrak baru senilai Rp 7,48 triliun hingga April 2022. Capaian ini meningkat sebesar 347 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Lebih lanjut, Novianto menyampaikan, perolehan NKB Perseroan pada sejauh ini bersumber dari proyek Pemerintah sebesar 34,36 persen, BUMN dan BUMD sebesar 1,84 persen, pengembangan bisnis anak usaha 7,26 persen dan swasta 56,53 persen.
Sementara berdasarkan segmentasi tipe proyek, NKB tersebut terdiri dari segmen konektifitas infrastruktur 76,59 persen, anak usaha 7,26 persen, gedung 5,90 persen, EPC 2,41 persen dan sumber daya air (SDA) 7,83 persen.