Terima Dubes Palestina, Muhammadiyah Tegaskan Dukungan tidak akan Surut
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Terima Dubes Palestina, Muhammadiyah Tegaskan Dukungan tidak akan Surut. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir. | Foto: Dokumen
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menerima kunjungan Duta Besar Palestina, Dr Zuhair Al-Shun, di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta. Kunjungan tersebut diterima langsung Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir.
Haedar mengungkapkan, pertemuan langsung di Yogyakarta, yang bersamaan acara di UMY, memang beberapa kali direncanakan. Dubes Palestina menyampaikan penghargaan yang tinggi dan terima kasih atas dukungan yang terus menerus dari Muhammadiyah.
Muhammadiyah sebagai kekuatan bangsa dan umat bersama Pemerintah Indonesia atas perjuangan membantu kemerdekaan Palestina. Ia menekankan, dukungan itu bukan cuma saat ini, tapi telah diberikan jauh sebelumnya dan bersifat kontinuitas.
Ia berharap, dukungan itu terus diberikan untuk perjuangan bangsa Palestina. Selain itu, Zuhair menyampaikan terima kasih kesediaan Muhammadiyah menempatkan anak-anak Palestina bersekolah, memperoleh beasiswa di beberapa PTM yang ada.
"Juga beberapa (diberikan) tahun ini sebagai bukti dukungan nyata Muhammadiyah," kata Haedar, Jumat (15/7/2022).
Menurut Haedar, pada kesempatan itu, Zuhair menceritakan betapa tidak mudahnya perjuangan Palestina ketika begitu rupanya politik global yang tetap membiarkan Israel. Mengagresi, menginvasi dan terus menekan bangsa dan rakyat Palestina.
Maka itu, ia menuturkan, di tengah politik global seperti itu bangsa Palestina betul-betul merasakan dukungan yang sangat luar biasa atas perjuangan mereka. Baik itu dari Pemerintah Indonesia, Muhammadiyah dan segenap bangsa Indonesia.
Kemudian, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan kalau komitmen Muhammadiyah, sebagaimana bangsa dan Pemerintah Indonesia tidak akan luntur dan tidak akan surut. Dalam memberi dukungan terhadap Palestina menjadi negara yang merdeka.
"Sebagaimana haknya menjadi bangsa dan negara merdeka di Tanah Airnya sendiri," ujar Haedar.
Muhammadiyah, lanjut Haedar, juga terus meningkatkan usaha-usaha untuk memberi ruang lebih luas bagi pendidikan anak-anak Palestina. Termasuk, Muhammadiyah sudah membangun Madrasah tahap kedua di Beirut untuk anak-anak Palestina.
"Bangsa Palestina yang jumlahnya sekitar 14 juta baik di dalam maupun di luar itu, berdiaspora di berbagai negara yang menunjukkan kalau Palestina memang punya sejarah yang besar dan panjang sebagai sebuah bangsa," kata Haedar.
Haedar berharap, PBB dan negara-negara yang menjunjung tinggi kemerdekaan dan hak setiap bangsa merdeka semakin melakukan langkah-langkah progresif. Sehingga, Palestina tidak cuma terlindungi dari berbagai tindakan yang agresif Israel.
Tapi, kata Haedar, memperoleh pula haknya menjadi bangsa yang merdeka. Pasalnya, akan jadi paradoks jika di tengah situasi dunia ingin ciptakan damai, menjunjung tinggi hak-hak bangsa untuk merdeka kita masih tetap melihat nestapa Palestina.
Haedar mengimbau negara-negara Arab dan dunia Islam semakin solid. Menunjukkan dukungan pasti, optimal dan bersatu mendukung perjuangan bangsa Palestina. Ia berharap, persoalan Palestina tidak ditarik ke persoalan primordial agama.
"Ini persoalan yang universal menyangkut hak hidup sebuah bangsa dan negara," ujar Haedar.