REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perusahaan induk TikTok yang berbasis di China, ByteDance, menggunakan aplikasi berita yang sekarang sudah ditutup bernama TopBuzz untuk menyebarkan berita pro-China. Hal tersebut diketahui oleh BuzzFeed News dari seorang mantan karyawan.
Dia mengungkapkan ByteDance memerintahkan anggota staf untuk menyematkan konten yang menunjukkan China secara positif atau mempromosikan Chhina ke aplikasi. Bahkan, mereka dilaporkan diminta memberikan bukti, seperti tangkapan layar dari konten langsung untuk menunjukkan mereka melakukan perintah perusahaan.
Diketahui TopBuzz berhasil mencapai 40 juta pengguna aktif bulanan pada tahun 2018. Konten yang dipromosikan oleh mantan karyawan termasuk video panda, bersama dengan video yang mendukung perjalanan ke China. Setidaknya satu anggota staf ingat menyematkan video yang menampilkan seorang pria kulit putih berbicara tentang manfaat memindahkan startupnya ke negara tersebut.
Konten yang ByteDance ingin mereka promosikan bukanlah hal yang bersifat politis tetapi menggunakan pendekatan penjualan. Selain mempromosikan konten pro-China, mantan anggota staf mengklaim TopBuzz memiliki sistem peninjauan yang akan menandai laporan tentang pemerintah China untuk dihapus.
Konten yang ditandai termasuk liputan protes Hong Kong, potongan-potongan yang menyebutkan Presiden Xi Jinping dan yang merujuk pada Winnie the Pooh. Beberapa karyawan juga mengatakan bahwa konten yang menggambarkan orang-orang LGBTQ+ secara terbuka terkadang dihapus.
Dilansir Engadget, Rabu (27/7/2022), seorang juru bicara ByteDance membantah klaim tersebut. Dia mengatakan TopBuzz telah dihentikan bertahun-tahun lalu. “Menyematkan konten pemerintah pro-Cina ke bagian atas aplikasi atau bekerja untuk mempromosikannya adalah salah dan konyol. TopBuzz memiliki lebih dari dua lusin mitra penerbitan media Amerika Serikat (AS) dan Inggris tingkat atas,” katanya.
Saat TopBuzz ditutup pada Juni 2020, TikTok menjadi aplikasi yang banyak digunakan orang. Pihak berwenang dan kritikus telah lama khawatir ByteDance akan menggunakan TikTok untuk menyebarkan propaganda pro-China di AS. Laporan BuzzFeed News lainnya yang diterbitkan pada Juni menjelaskan bagaimana karyawan ByteDance di China telah berulang kali mengakses informasi pribadi pengguna TikTok di AS.