REPUBLIKA.CO.ID, SUNGAILIAT -- Legislator Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menilai program bantuan subsidi bunga permodalan kredit usaha rakyat (KUR) bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah layak dilanjutkan untuk mempercepat pemulihan ekonomi.
"Saya menilai program bantuan subsidi bunga permodalan usaha bagi pelaku UMKM layak di lanjutkan, namun besarannya harus tetap mempertimbangkan kemampuan anggaran daerah," kata Wakil ketua DPRD Bangka Rendra Basri di Sungailiat, Rabu menanggapi layanan pemberian subsidi bunga pinjaman kredit usaha rakyat.
Pemerintah daerah selain mempertimbangkan kemampuan anggaran kata Rendra, dalam penyaluran bantuan permodalan melalui lembaga keuangan yang ditunjuk harus benar-benar selektif sehingga tepat sasaran. "Bantuan subsidi bunga permodalan usaha harus tepat sasaran agar pengembangan usaha skala mikro dapat tumbuh dan berkembang sesuai yang diharapkan," jelasnya.
Program subsidi bunga memberikan keringanan angsuran bagi debitor karena hanya dibebankan mengembalikan besaran pokok pinjaman yang ditetapkan oleh pihak bank. Rendra menyarankan pemerintah daerah melalui dinas terkait memaksimalkan pendampingan bagi pelaku UMKM untuk membantu persoalan yang dihadapi usaha masyarakat yang biasanya dihadapkan pada persoalan pemasaran.
Sektor UMKM memberikan kontribusi besar terhadap percepatan pemulihan ekonomi masyarakat setelah terdampak pandemi severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Terdata layanan subsidi bunga pinjaman permodalan yang disediakan pemerintah Kabupaten Bangka tahun 2021 sebesar Rp 400 juta dilanjutkan program yang sama tahun 2022 meningkat menjadi Rp 600 juta, subsidi bunga pinjaman direncanakan dilanjutkan tahun 2023 dengan jumlah lebih banyak. Penyerapan permodalan pinjaman dengan subsidi bunga melalui Bank Sumsel Babel tercatat periode 2021 sampai semester awal 2022 mencapai Rp 7 miliar lebih.