Rabu 27 Jul 2022 17:31 WIB

IMF Pangkas Ekonomi Indonesia 5,3 Persen, Sri Mulyani: Tetap Waspada

Menkeu Sri Mulyani sebut proyeksi IMF untuk Indonesia lebih baik dari negara lain

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati. Dana Moneter Internasional (IMF) dalam World Economic Outlook ( WEO ) pada Juli 2022 kembali merevisi turun perkiraan pertumbuhan ekonomi global periode 2022 dan 2023 masing-masing sebesar minus 0,4 ppt dan minus 0,7 ppt menjadi 3,2 persen dan 2,9 persen. Adapun perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia juga dipangkas sebesar minus 0,1 ppt menjadi 5,3 persen pada 2022, dan minus 0,8 ppt menjadi 5,2 persen pada 2023.
Foto: EPA-EFE/MADE NAGI
Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati. Dana Moneter Internasional (IMF) dalam World Economic Outlook ( WEO ) pada Juli 2022 kembali merevisi turun perkiraan pertumbuhan ekonomi global periode 2022 dan 2023 masing-masing sebesar minus 0,4 ppt dan minus 0,7 ppt menjadi 3,2 persen dan 2,9 persen. Adapun perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia juga dipangkas sebesar minus 0,1 ppt menjadi 5,3 persen pada 2022, dan minus 0,8 ppt menjadi 5,2 persen pada 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dana Moneter Internasional (IMF) dalam World Economic Outlook ( WEO ) pada Juli 2022 kembali merevisi turun perkiraan pertumbuhan ekonomi global periode 2022 dan 2023 masing-masing sebesar minus 0,4 ppt dan minus 0,7 ppt menjadi 3,2 persen dan 2,9 persen. Adapun perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia juga dipangkas sebesar minus 0,1 ppt menjadi 5,3 persen pada 2022, dan minus 0,8 ppt menjadi 5,2 persen pada 2023.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan proyeksi tersebut terbilang cukup baik dibandingkan negara-negara lain seperti China pertumbuhannya hanya 3,3 persen pada 2022 dan 4,6 persen pada tahun depan. 

"Indonesia harus tetap waspada karena guncangan-guncangan yang terjadi di dunia ini bukan guncangan yang sepele ini adalah guncangan yang luar bisa tinggi," ujarnya saat Konferensi Pers APBN Kita Juli 2022, Rabu (27/7/2022).

Menurutnya salah satu guncangan yang dimaksud, inflasi tahun ini tingkat inflasi  di negara maju tetap bertahan di atas 6,6 persen atau kenaikan 0,9 pp. Kemudian di negara berkembang, inflasi mencapai 9,5 persen atau lonjakan 0,8 pp dari proyeksi IMF sebelumnya.