Kamis 28 Jul 2022 07:04 WIB

Penyebaran Covid-19 di Bandung Tembus 1.000 Kasus

Mobilitas masyarakat yang tinggi menyebabkan kenaikan kasus Covid-19.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Friska Yolandha
Pengunjung melihat sejumlah produk UMKM yang dipajang pada Pasar Kreatif Bandung 2022 di Cihampelas Walk, Jalan Cihampelas, Kota Bandung, Selasa (19/7/2022). Penyebaran Covid-19 di Kota Bandung terus mengalami kenaikan signifikan hingga akhir bulan Juli.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pengunjung melihat sejumlah produk UMKM yang dipajang pada Pasar Kreatif Bandung 2022 di Cihampelas Walk, Jalan Cihampelas, Kota Bandung, Selasa (19/7/2022). Penyebaran Covid-19 di Kota Bandung terus mengalami kenaikan signifikan hingga akhir bulan Juli.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Penyebaran Covid-19 di Kota Bandung terus mengalami kenaikan signifikan hingga akhir bulan Juli. Tercatat hingga Rabu (27/7/2022) kemarin, konfirmasi aktif telah mencapai 1.050 kasus dengan kasus harian mencapai 104.

Pusat data dan informasi Covid-19 Kota Bandung melaporkan total kasus terkonfirmasi mencapai 89,154 sedangkan kasus sembuh sebanyak 86,625. Kasus meninggal dunia mencapai 1.479.

Baca Juga

Selain itu, 10 kecamatan penyumbang terbanyak konfirmasi aktif di Kota Bandung yaitu Kecamatan Antapani 99 kasus, Lengkong 80 kasus, Lengkong 67 kasus. Cicendo 62 kasus, Regol 53 kasus, Arcamanik 51, Sukajadi 48, Bandung Kidul 47, Coblong 39 dan Rancasari 38 kasus.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung dr Ahyani Raksanagara mengatakan kenaikan kasus Covid-19 terjadi secara merata di tingkat Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia bahkan dunia. Penyebab kenaikan kasus bervariasi di antaranya karena sub varian baru Omicron BA.4 dan BA.5.

"Kenaikan kasus terjadi bukan saja terjadi di Kota Bndung melainkan juga di Jawa Barat, nasional dan beberapa negara secara global. Banyak hal yang mempengaruhi selain adanya sub varian tipe yang penyebaran lebih cepat," ujarnya, Ahad (24/7/2022).

Selain itu mobilitas masyarakat saat ini yang tinggi serta kepatuhan menerapkan protokol kesehatan yang menurun berkontribusi terhadap kenaikan kasus Covid-19. Kondisi tersebut menyebabkan transmisi lebih cepat.

"Mobilitas masyarakat sekarang lebih tinggi kemudian juga ada kepatuhan melaksanakan protokol kesehatan mulai menurun dan juga hal-hal lain yang mengakibatkan transmisi di antara penduduk itu menjadi lebih cepat," ungkapnya.

Ahyani mengatakan antisipasi yang dapat dilakukan untuk menekan laju kasus yaitu meningkatkan kembali protokol kesehatan serta masyarakat untuk segera divaksin booster. Pihaknya sendiri meningkatkan testing dan tracing.

Selain itu pihaknya memantau jamaah haji selama 14 hari setelah kepulangan dengan kartu kewaspadaan kesehatan jamaah. Apabila terdapat keluhan untuk segera melapor ke fasilitas kesehatan terdekat seperti puskesmas.

"Prokes dan lengkapi booster untuk masyarakat," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement