REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi yang dilakukan oleh tim dari universitas di Kanada dan Amerika Serikat menemukan bahwa anak-anak yang mengalami setidaknya empat gejala ketika pertama kali tertular Covid-19 lebih mungkin untuk mengembangkan long Covid. Gejala yang paling umum ialah batuk, kelelahan atau kelemahan, kesulitan bernapas, dan sesak napas.
"Kami menemukan kesakitan akibat Covid 19 dikaitkan dengan pelaporan gejala persisten setelah tiga bulan pada beberapa anak,"
ungkap peneliti utama dan profesor kedokteran di Cumming School of Medicine, Dr Stephen Freedman, seperti dilansir laman Express, Senin (1/8/2022).
Hasil penelitian Dr Freedman dan rekan menunjukkan bimbingan dan tindak lanjut yang tepat diperlukan, terutama untuk anak-anak yang berisiko tinggi untuk long Covid. Namun, jika gejalanya signifikan, pengobatan yang menargetkan gejalanya adalah yang paling penting.
Dr Freedman menyebut perawatan multidisiplin diperlukan jika gejalanya memengaruhi kualitas hidup. Penelitian juga menunjukkan anak yang mengalami rawat inap awal 48 jam atau lebih dan berusia 14 tahun atau lebih lebih mungkin mengembangkan long Covid.
Peneliti utama Dr Nathan Kuppermann dari University of California mengungkap bahwa tingkat long Covid dilaporkan pada orang dewasa jauh lebih tinggi daripada yang mereka temukan pada anak-anak. Temuan mereka dapat menginformasikan keputusan kebijakan kesehatan masyarakat mengenai strategi mitigasi Covid-19 untuk anak-anak dan pendekatan skrining untuk long Covid di antara mereka yang kondisinya menjadi parah.