REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Ruang publik atau public space di Kota Bogor terus dibenahi. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berencana menata kawasan Tugu Kujang, Tepas Salapan Lawang Dasakerta hingga area Botani Square secara terintegrasi.
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, mengatakan rencana penataan itu berawal dari kebutuhan revitalisasi Tugu Kujang karena ada beberapa bagian yang sudah dimakan usia.
“Untuk itu kami melakukan perencanaan, tetapi saya berpikir bahwa sebaiknya dilakukan perencanaan yang terintegrasi dengan kawasan ini, karena dulunya ketika didirikan lebih kepada untuk landmark Tugu Kujang,” kata Bima Arya dalam keterangannya, Rabu (3/8/2022).
Di sisi lain, menurut dia, saat ini semakin banyak kebutuhan warga untuk ruang publik yang dimanfaatkan untuk berolahraga dan aktivitas lainnya. Terlebih, pengaturan lalu lintas juga harus diatur agar lebih efektif, karena di jalan Otto Iskandardinata atau Otista ini satu sumber kemacetan.
“Di perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun ini kita akan buat konsep perencanaan yang terintegrasi. Tugu Kujang, Lawang Salapan, Botani itu akan terintegrasi. Ini akan menjadi seperti Bundaran HI Kota Bogor,” ujarnya.
Namun, Bima Arya beranggapan rencana ini memerlukan kerja sama semua, mulai dari Dinas Koperasi UKM Dagin, Dinas PUPR, dan Disperumkim untuk menyusun desainnya bersama-sama.
“Jadi di sini jangan sampai jadi kawasan kumuh, nongkrong boleh tetapi tidak melanggar aturan dan menjaga kebersihan, karena itu harus diatur dan harus difasilitasi. Nanti ada tempat duduk yang nyaman,” tuturnya.
Pihaknya menargetkan desain penataan ini akan rampung pada tahun ini dan pengerjaan revitalisasi tahun depan. “Kita akan koordinasi dengan BRIN, IPB University, Botani Square. Kita akan ajak semua, kami masih susun konsepnya,” kata Bima Arya.