Jumat 12 Aug 2022 13:56 WIB

Sejumlah SD di Kecamatan Bringin Semarang Krisis Air Bersih

Sekolah di Semarang akhirnya mengajukan permohonan bantuan air bersih

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Nur Aini
Droping air bersih yang dilakukan BPBD Kabupaten Semarang di SDN 3 Wiru, Desa Wiru, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, Jumat (12/8). Dampak musim kemarau di wilayah Kecamatan Bringin telah mengakibatkan sejumlah fasilitas pendidikan mengalami krisis air bersih untuk mendukung Kegiatan di sekolah.
Foto: dok. istimewa
Droping air bersih yang dilakukan BPBD Kabupaten Semarang di SDN 3 Wiru, Desa Wiru, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, Jumat (12/8). Dampak musim kemarau di wilayah Kecamatan Bringin telah mengakibatkan sejumlah fasilitas pendidikan mengalami krisis air bersih untuk mendukung Kegiatan di sekolah.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Dampak musim kemarau yang terjadi di wilayah Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah masih terus berlanjut. Akses air bersih bagi kebutuhan warga yang terus berkurang kembali menyebabkan beberapa fasilitas pendidikan mengalami kekurangan air bersih untuk mendukung kegiatan di lingkungan sekolah.

Setelah beberapa hari lalu dialami SDN 1 Rembes, giliran SDN 3 Wiru, Desa Wiru di Kecamatan Bringin juga mengalami krisis air bersih. Pihak sekolah pun akhirnya mengajukan permohonan bantuan air bersih kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang.

Baca Juga

“Kami menerima permohonan bantuan air bersi dari SDN 3 Wiru, Kamis (11/8) malam,” ungkap  Plt Kalakhar BPBD Kabupaten Semarang, Mohamad Maskuri, Jumat (12/8/2022).

Permohonan bantuan droping air bersih oleh SDN 3 Wiru ini, ujarnya, telah ditindaklanjuti oleh BPBD Kabupaten Semarang. Pada Jumat ini, BPBD Kabupaten Semarang telah mengirimkan bantuan air bersih untuk sekolah tersebut sebannyak 5.000 liter atau satu mabil tangki ke SDN 3 Wiru.

Ia menambahkan, karena pihak sekolah tidak memiliki tandon air yang mencukupi, untuk Sementara sebagian air bersih tersebut ditampung dalam tempat penampungan darurat. Pihak sekolah untuk sementara menyiapkan tempat penampungan darurat dengan memanfaatkan terpal yang disusun sedemikian rupa agar dapat menampung air.

“Untuk sementar disiapkan tempat darurat untuk menampung air, kasihan karena sekolah tidak memiliki tendon atau penampungan air yang memadai,” ujarnya.

Sebelumnya, krisis air bersih juga dialami SDN 1 Rember, di Desa Rembes, Kecamatan Bringin. Keterbatasan akses air bersih ini akibat debit air sumur di sekolah itu telah berkurang. Sementara instalasi Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di lingkungan setempat juga tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan air di lembaga pendidikan ini. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement