Jumat 19 Aug 2022 07:45 WIB

LPS: Literasi Keuangan Bisa Turunkan Ketimpangan

Skor pengetahuan finansial masyarakat Indonesia masih berada di bawah rata-rata.

Rep: Antara/ Red: Satria K Yudha
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa.
Foto: Istimewa
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mendorong agar literasi keuangan anak muda terus ditingkatkan semua pihak. Menurut dia, peningkatan literasi tersebut penting dilakukan guna menurunkan tingkat ketimpangan ekonomi atau rasio gini masyarakat Indonesia di masa depan.

 

“Semakin tinggi literasi, semakin rendah rasio gini. Semakin rendah literasi, semakin tinggi rasio gininya,” kata Purbaya dalam seminar Merdeka Finansial di Era Digital yang digelar secara hibrida, Kamis (18/8/2022).

 

Ia mengatakan, upaya pemberian pengetahuan dan pelatihan keuangan ke anak muda sebagai generasi penerus bangsa perlu terus-menerus dilakukan melalui berbagai sarana dan fasilitas yang tersedia. “Ini tidak gampang, tapi harus terus menerus dilakukan. Literasi keuangan anak muda perlu ditingkatkan.” ujar Purbaya.

 

Dalam era teknologi digital saat ini, dia menyarankan kegiatan literasi keuangan dilakukan melalui media digital. Hal ini agar penyampaiannya lebih efektif dan sesuai dengan karakteristik anak muda.

 

Ia mengatakan, anak muda memiliki kecenderungan mengadopsi media digital, khususnya media sosial dalam mengambil keputusan terkait keuangan dan investasi. Di sisi lain, anak muda juga memiliki kecenderungan ingin mendapatkan keuntungan cepat dalam berinvestasi.

 

“Generasi muda cenderung tergiur dengan investasi yang berisiko tinggi. Risikonya tidak dipelajari sama sekali, makanya flexing laku,” ujar Purbaya.

 

Selain itu, menurutnya tingkat literasi keuangan juga berpengaruh terhadap tabungan rumah tangga. Oleh karena itu, kegiatan literasi keuangan juga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia di masa yang akan datang.

 

“Kalau kita makin pintar (soal keuangan), maka akan sering menabung,” ujar Purbaya.

 

Berdasarkan riset INDEF, skor financial knowledge masyarakat Indonesia berada di angka 3,7 atau masih di bawah skor rata-rata negara anggota Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) yang sebesar 4,6.

Adapun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat ketimpangan penduduk Indonesia yang diukur menggunakan rasio gini berada di angka 0,384 pada Maret 2022. Angka ini meningkat 0,003 poin dibandingkan dengan rasio gini September 2021 yang sebesar 0,381.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement