Konsumsi Pertalite Melonjak di Jateng dan DIY, Ini Penjelasan Pertamina
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Salah satu aktivitas pengisian BBM di salah satu SPBU Pertamina, di wilayah Kota Semarang. | Foto: dok. Pertamina MOR IV
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Masyarakat yang ada di sejumlah wilayah kota Semarang maupun Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, dalam beberapa pekan terakhir mengaku kesulitan mengakses BBM jenis Pertalite. Pasalnya, BBM jenis Pertalite tidak dapat dibeli setiap saat di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), terutama pada sore hingga malam hari.
Mereka kerap menemui tulisan ‘Pertalite Habis’ atau ‘Pertalite Kosong’ yang dipasang di dekat nozzle pengisian BBM. Kalaupun ada SPBU yang masih dapat melayani pembelian Pertalite, antreannya juga cukup panjang.
“Kalau pagi hari sekitar pukul 09.00 WIB, biasanya masih gampang membeli Pertalite, tapi ya itu, antreannya lumayan panjang,” ungkap Khusnul Ma’arif (31), warga Klepu, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Rabu (24/8/2022).
Terkait kondisi ini, PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah menegaskan, seiring meningkatnya geliat perekonomian, aktivitas pariwisata dan adanya beberapa event besar turut berdampak terhadap konsumsi BBM di Jateng dan DIY.
Di mana rata-rata konsumsi harian BBM jenis gasoline (Pertalite dan Pertamax Series) di wilayah setempat saat ini mencapai sebesar 11.283 kiloliter (KL) per hari. “Sedangkan untuk konsumsi gasoline di wilayah DIY saat ini rata-rata mencapai 1.809 KL per hari,” jelas Area Manager Communication, Relation & Corporate Social Responsibility Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho
Khusus untuk BBM Penugasan (Pertalite) diakuinya juga terjadi peningkatan konsumsi di 2022 jika dibandingkan dengan konsumsi jenis BBM yang sama 2021. Peningkatan konsumsi ini tercatat mencapai sekitar 28 persen, dari 2021 sebesar 8.586 KL per hari menjadi 11.025 KL per hari.
Kendati begitu, lanjut Brasto, untuk ketahanan stok untuk Pertalite masih sangat aman. Per Selasa (23/8), stok di Fuel Terminal Jateng dan DIY mendekati sembilan hari. Jumlah ini belum termasuk stok di kilang dan kapal.
“Oleh karena itu, masyarakat di wilayah Jateng dan DIY tidak perlu khawatir dan kami mengimbau masyarakat agar tetap membeli BBM sesuai dengan kebutuhan,” tambahnya.
Selain aman, lanjut Brasto, Pertamina juga telah melengkapi dan mengoptimalkan Pertamina Integrated Command Center (PICC) yang dapat memantau proses distribusi dan penyaluran secara real time.
Seperti monitoring sales atau penjualan, monitoring stok yang tersedia di SPBU, monitoring penerimaan BBM saat bongkar muat dari mobil tangki (MT) dan mengembangkan penjadwalan otomatis dalam pengiriman BBM ke SPBU.
“Kami juga memiliki pola distribusi reguler, alternatif, dan emergency (RAE) untuk mengantisipasi kondisi tidak normal dan emergency (darurat) guna memastikan ketersediaan BBM di seluruh wilayah tetap dapat berjalan dalam kondisi apapun,” tegas Brasto.