REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI), Ingrid Kansil, menilai kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan sangat membebani para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Ingrid yang juga yang juga Wakil Sekretaris Partai Demokrat ini mengatakan wacana kenaikan harga BBM yang disampaikan pemerintah telah memicu berbagai polemik.
Menurutnya, masyarakat yang selama ini menjadi konsumen BBM bersubsidi menyampaikan keberatannya. Hal tersebut dinilai akan menambah beban masyarakat kelas menengah kebawah mengingat mereka adalah komunitas yang paling banyak menikmati BBM bersubsidi.
Selain itu menurut Ingrid kelompok rentan lainnya yakni kalangan dunia usaha, terutama sektor UMKM dan usaha kecil informal yang seringkali tidak tersentuh oleh program bantuan sosial pemerintah.
"Selama ini, sebagian besar sektor UMKM dan informal tersebut memanfaatkan BBM bersubsidi dalam menjalankan usahanya. Kenaikan harga bbm akan memberikan dampak signifikan terhadap biaya produksi sehingga kenaikan harga barang tidak terelakkan," kata Ingrid dalam rilis yang diterima Republika.co.id pada Rabu (24/8/2022).
Ingrid menambahkan dalam masa pemulihan ekonomi semestinya pemerintah memberikan perhatian terhadap pelaku UMKM yang sangat terdampak selama pandemi Covid-19 dan tidak menambah beban masyarakat dengan kenaikan harga BBM.
“Pemerintah harus memberikan perhatian lebih kepada para pelaku umkm dan ekonomi kreatif. Mereka baru saja terbebas dari beban pandemi Covid-19, jangan dijatuhi tangga lagi dengan kenaikan harga BBM,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, wacana terkait jadi tidaknya kenaikan harga jual BBM jenis RON 90 atau Pertalite akan diumumkan Presiden pada pekan ini. Sinyal kenaikan harga makin menguat dengan dalih APBN yang tak lagi mampu menopang subsidi.