SMA Pradita Dirgantara Peringkat Tiga UTBK Nasional
Rep: c02/ Red: Fernan Rahadi
Siswa siswi SMA Pradita Dirgantara, Boyolali, Jawa Tengah. | Foto: Dokumen
REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- SMA Pradita Dirgantara berhasil menempati peringkat tiga nasional dan nomor satu se-Jawa Tengah, Jumat (26/8/2022) Dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2022. SMA Dirgantara meraih total nilai 640.747.
Direktur Pengembangan SMA Pradita Dirgantara, Dwi Agus Yuliantoro mengatakan seluruh pihak civitas academica sekolah bersama-sama menyaksikan pengumuman dari Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). Ia juga mengaku sangat senang karena sekolah dapat menempati peringkat ketiga nasional.
"Kami dari seluruh civitas menyaksikan bersama waktu pengumuman dari LPMPT terkait hasil UTBK. Begitu kita tahu menjadi top 3 nasional, kita sangat senang sekali. Ini penghargaan luar biasa dari LPMPT untuk kami,” katanya ketika dihubungi Republika, Jumat (26/8/2022).
Dwi mengatakan SMA Pradita Dirgantara baru berdiri 2018 lalu. Meski begitu, setelah melewati dua kali UTBK sekolah mampu bertengger di peringkat tiga besar nasional.
"Sekolah yang tergolong baru dalam dua kali kita mengikuti UTBK namun sudah mejadi top 3 nasional. Sedangkan, untuk 2021 kami belum keluar peringkat karena itu baru pertama kali dan syarat LPTMPT keluar peringkat kalau sudah dua tahun mengikuti UTBK," katanya.
Sementara itu, menurut Dwi, keunggulan SMA Pradita adalah karena memiliki kurikulum yang unggul. Hal tersebut menurutnya karena pengajaran didasarkan pada pemahaman siswa bukan pada proses menghafal pelajaran.
"Kami dalam mengajar kepada siswa yang pertama kami lakukan adalah memastikan bahwa siswa itu paham terhadap apa yang kami ajarkan. Jadi kami tidak mengajarkan siswa untuk menghafalkan rumus-rumus ataupun kejadian sejarah tapi mengajarkan konten agar siswa paham betul," jelasnya.
Selanjutnya, menurut Dwi berdasarkan kurikulum tersebut siswa menjadi lebih bisa menjawab soal dengan benar. Sebab ketika mereka melihat soal seperti apapun mereka paham konteks soalnya dan harus dijawab seperti apa. Namun, faktor penting menuju ke sana adalah kompetensi guru itu sendiri.
"Kunci kurikulum tersebut adalah gurunya, jadi bagaimana bisa memahamkan murid kalau gurunya sendiri tidak paham konten yang diajarkan. Misalnya guru mengajarkan matematika ya dengan teknik yang matematis," ujarnya.
Selain itu, sistem pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran dua arah antara guru dan murid dalam pembelajaran. Jadi siswa akan ikut proaktif dalam setiap pembelajarannya.
"Sehingga tidak banyak terbuang waktu untuk guru bercerita. Tapi kita memberikan kepada siswa agar terlibat aktif dalam setiap kali pertemuan dalam konten pembelajarannya sehingga siswa tidak hanya diam saja dan menjadi bagian dari proses itu sendiri," katanya.
Ke depan setelah tahun ini menjadi peringkat tiga nasional, Dwi berharap bahwa SMA Pradita Dirgantara mampu bersaing untuk menempati peringkat pertama nasional. "Bismillah kami bisa menjadi nomor satu di Indonesia," katanya.