Jumat 02 Sep 2022 03:20 WIB

Pemprov Jabar Anggarkan Rp 29,2 Miliar untuk Operasi Pasar dan Cadangan Beras

Pengaruh operasi pasar penting sekali untuk menekan inflasi.

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Warga antre saat Operasi Pasar Murah Minyak Goreng Ramadhan 1443 H yang digagas oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Jawa Barat di Halaman Gedung Dakwah PWNU Jabar Jalan Terusan Galunggung, Kota Bandung, Rabu (13/4). Warga yang antre mendapat satu kupon senilai Rp 30.000 untuk dua kemasan minyak goreng.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Warga antre saat Operasi Pasar Murah Minyak Goreng Ramadhan 1443 H yang digagas oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Jawa Barat di Halaman Gedung Dakwah PWNU Jabar Jalan Terusan Galunggung, Kota Bandung, Rabu (13/4). Warga yang antre mendapat satu kupon senilai Rp 30.000 untuk dua kemasan minyak goreng.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Salah satu upaya yang dilakukan Pemprov Jabar untuk mengendalikan inflasi adalah dengan menggelar operasi pasar. Menurut Asda 2 Pemprov Jabar Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Taufik BS, tahun ini Pemprov Jabar menganggarkan Rp 29,2 miliar operasi pasar dan cadangan beras.

Taufik menjelaskan, anggaran operasi pasar tersebut tersebar di dua perangkat daerah. Yakni, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Rp 15,5 miliar dan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar, menganggarkan Rp 13,7 miliar untuk cadangan beras bekerja sama dengan Bulog."Untuk Operasi Pasar DKPP Jabar menganggarkan Rp 300 juta," ujar Taufik saat Konferensi Pers Digital and Sharia Economic Festival (Digisef), Kamis (1/9/2022).

Baca Juga

Menurut Taufik, selain menganggarkan di kedua dinas tersebut, untuk pengendalian inflasi bulan-bulan mendatang, pihaknya pun menyiapkan anggaran tambahan. Anggaran ini akan digunakan saat ada peningkatan aktifitas operasi pasar dan bantuan sosial (Bansos) penyediaan pangan untuk masyarakat miskin.

"Ini sudah disiapkan anggarannya dari dana tak terduga. Nah kalau masih tak cukup akan diusulkan di APBD Perubahan Provinsi Jabar. Tapi dana tak terduga ini bukan hanya untuk operasi pasar yaa akan digunakan juga untuk bencana," paparnya.

Selain menggunakan APBD Provinsi Jabar, kata dia, Kemendagri juga sudah mengarahkan agar kabupaten/kota juga harus menganggarkan  di dana tak terduga.

Sementara menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar, Herawanto, salah satu cara yang harus dilakukan untuk menekan inflasi adalah dengan menggelar operasi pasar berbagai komoditas pangan, urban farming dilahan-lahan masyarakat dan memperluas kerja sama antar daerah."Jadi, harus ada penguatan di sisi hulu hingga hilir pangan. Yakni, bagaimana mendistribusikan pangan hingga  berhubungan dengan perbankan. Khusus jabar, gerakan nasional pengendalian pangan dipadukan dengan festival syariah dan digital.

Saat ditanya tentang sejauh mana efektivitas Operasi Pasar dalam mengendalikan inflasi, Herawanto mengatakan pengaruh operasi pasar penting sekali untuk menekan inflasi. Asal, dilakukan di tempat yang tepat dan waktu yang tepat. "Operasi pasar ini pun bisa memberikan pesan pada masyarakat kalau pemerintah daerah hadir untuk membantu menstabilkan harga," katanya.

Selain itu, menurut Herawanto, operasi pasar akan mengurangi panic buying. Karena, seringkali yang menyebabkan masalah pada inflasi karena panic buying.  "Saat harga tinggi sering kali masyarakat yang biasanya membeli satu karena, takut ga ada barang lagi jadi memborong. Maka akan terjadi kelangkaan suplai. Ini harus operasi pasar agar ada sinyal harga terjangkau," kata Herawanto seraya mengatakan operasi pasar ini berpengaruh pada persepsi masyarakat dan bisa mengurangi panic buying. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement