REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang adalah rumah bagi robot dan Playstation. Tidak diragukan lagi, Jepang merupakan salah satu negara yang maju secara teknologi. Namun, teknologi canggih itu tampaknya tidak terdistribusi secara merata.
Banyak kantor yang masih menggunakan alat usang seperti disket, mesin faks, dan prangko yang diukir dengan tangan untuk menyelesaikan sesuatu. Menteri Digital Jepang yang baru diangkat Taro Kono menyatakan perang melawan teknologi kuno yang tidak lagi digunakan beberapa dekade lalu di seluruh dunia.
Kono telah bersumpah untuk menyingkirkan pemerintah dari teknologi berusia 50 tahun dan ingin memodernisasi cara orang-orang di Jepang mengisi formulir-formulir penting. Produsen floppy disk terkemuka, termasuk Sony, telah berhenti memproduksinya 11 tahun yang lalu. Namun, disk tersebut dilaporkan masih diperlukan untuk 1900 proses pemerintah.
“Saya ingin menyingkirkan mesin faks, dan saya masih berniat untuk melakukannya,” kata Kono.
Bagi anak muda sekarang, floppy disk memang terdengar asing. Namun, bagi generasi Baby Boomers, floppy disk menjadi kenangan baik di masa lalu, di saat belum adanya flash disk.
Dilansir Daily Star, Senin (5/9/2022), floppy disk terbesar dapat menyimpan sekitar 1,44 MB data yang kira-kira seperti 1/28 dari satu foto di iPhone. Biasanya floppy disk digunakan sebelum CD, DVD, Blu-Rays, dan kemudian memory stick dan penyimpanan flash.
Sementara itu, mesin faks adalah alat yang dapat mengirim pesan seperti printer. Faks digunakan untuk memindai dokumen fisik dan mengirimkannya melalui telepon ke orang lain yang kemudian akan mencetaknya di sisi lain.