FESyar Jawa Dorong Rempah Nusantara Semakin Go Global
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Bank Indonesia (BI) menggelar Festival Ekonomi Syariah (FESyar). | Foto: Republika/Lida Puspaningtyas
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Bank Indonesia (BI) secara resmi membuka gelaran Festival Ekonomi Syariah (FESyar) regional Jawa yang dipusatkan di Atrium Mall Tunjungan Plaza 6 Surabaya, mulai 8 hingga 10 September 2022. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, Budi Hanoto menjelaskan, ada tiga gerakan utama yang digaungkan dalan kegiatan bertema Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Jawa untuk Memperkuat Pemulihan Ekonomi Jawa yang Inklusif tersebut.
Pertama adalah hilirisasi produk halal untuk pasar global melalui gerakan Go Global. Produk yang menjadi fokus pada gerakan ini adalah rempah-rempah. "Untuk kali ini kita coba hilirasi produk rempah dengan fokus dari inkubasi sampai ekspor," kata Budi.
Gerakan kedua adalah Go Digital, yakni gerakan mendorong pelaku UMKM termasuk yang ada di lingkup pesantren untuk bisa mengakses pasar dan keuangan digital. Gerakan selanjutnya adalah Go Agri Culture, yakni mendorong peran pesantren agar lebih signifikan untuk mendukung ketahanan pangan.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, tiga gerakan itu sangat relevan digelorakan dalam memajukan ekonomi syariah di Pulau Jawa, umumnya Indonesia menuju global. Apalagi, sejak 4.000 tahun yang lalu Indonesia sudah diakui sebagai pusat rempah-rempah dunia.
Di mana 11 persen dari suplai rempah dunia adalah dari Nusantara. "Ada 30 ribu jenis rempah-rempah dunia itu dari Nusantara yang mulanya dibawa pedagang dari Indoneaia ke negara-negara di Tmur Tengah, hingga ke Eropa," ujarnya.
Perry menyatakan, rempah-rempah Nusantara sangat dibutuhkan negara-negara di dunia sampai kapanpun. Maka dari itu Perry mengajak semua pihak terkait untuk kembali menghidupkan jalur rempah-rempah nusantara untuk dunia.
Menurutnya, termasuk pondok pesantren bisa mengambil peran dalam mendorong pengembangan industri rempah-rempah ini. "Karena sphageti di Italia sana, gak enak rasanya kalau bumbunya gak pakai rempah-rempah Nusantara. Kosmetik, pembuatannya juga menggunakan rempah-rempah," kata Perry.
Ia juga mendorong semangat penggunaan layanan digital dalam pengembangan usaha, utamanya UMKM. Termasuk UMKM yang ada di pondok pesantren. Selain itu, gerakan nasional pengendalian pangan juga menjadi tanggung jawab bersama, termasuk dunia pesantren dalam menjaga ketahanan pangan. Sehingga Indonesia bisa dijauhkan dari krisis pangan yang mengancam global.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap FESyar Jawa bisa membangun sinergi ekonomi dan keuangan syariah agar bisa memberikan penguatan terhadap pemulihan ekonomi yang inklusif. "Bukan hanya se-Jawa tapi ini akan memberikan resonansi se-Indonesia untuk bersama-sama memajukan ekonomi dan keuangan syariah di negeri ini," kata Khofifah.