REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebutkan mobilisasi produktif dari zakat, infak, sedekah, hingga wakaf merupakan modal bagi perekonomian Indonesia.
"Pengembangan zakat hingga wakaf ini sangat penting karena sektor keuangan dalam perekonomian tidak hanya perbankan," ungkap Perry dalam Upacara Pembukaan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Jawa 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis (8/9/2022).
Dengan terus mengembangkan sektor keuangan tersebut dan tidak hanya berfokus di perbankan, pondok pesantren diharapkan bisa lebih mumpuni dan mandiri sehingga warganya makin sejahtera dan keuangannya semakin maju.
Dirinya pun mengajak seluruh pihak untuk berjamaah dalam memperbesar sektor keuangan di Indonesia, baik perbankan maupun zakat produktif, serta berbagai pusat ekonomi syariah di berbagai tempat seperti pesantren, komunitas, dan dimanapun.
Setelah sembilan tahun berkembang di Tanah Air, Indonesia kini mampu menjadi pemain global keempat dalam ekonomi syariah.
Selain itu, sambung Perry, industri makanan halal Indonesia pun kini berada di peringkat ketiga dunia, fesyen di peringkat keempat, serta industri teknologi finansial (financial technology/fintech) ekonomi keuangan syariah Indonesia berada di posisi keempat pula.
"Puji syukur, sembilan tahun yang lalu kita mulai dari Surabaya, Alhamdulillah Allah memberkahi kita untuk memajukan ekonomi keuangan syariah tidak hanya di Jawa, secara Indonesia, tetapi juga secara global," tuturnya.
Maka dari itu, ia berharap kemajuan ekonomi syariah domestik ini pada akhirnya bisa menyejahterakan dan memajukan rakyat.