Kampus— Pencegahan HIV/AIDS di kalangan mahasiswa sangat penting dilakukan sedari mungkin. Menurut ahli psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) dr Teddy Hidayat, Sp KJ(K), pencegahan penting diawali dengan menghindari perilaku yang berisiko HIV/AIDS.
“Makin awal kita bisa mencegah maka semakin baik,” kata Teddy dalam webinar “Mengenal Ancaman HIV/AIDS di Sekitar Kita/Kehidupan Mahasiswa” pekan lalu, seperti dikutip dari laman unpad.ac.id.
Teddy memaparkan, selain faktor individu, faktor lingkungan menjadi salah satu yang penting diperhatikan di kalangan mahasiswa untuk mencegah penularan HIV/AIDS. Menurutnya, mahasiswa sering takut dikatakan kuno, rasa ingin tahu yang besar dan merasa diri hebat, serta tidak mampu mengatasi desakan teman atau pacar karena tidak percaya diri dan tidak berani menolak.
Pada kesempatan tersebut, Teddy juga menekankan anak-anak pun perlu dicegah sedari dini agar tidak memilik risk behavior saat remaja atau dewasa. Pola asuh dan pola didik dari orang tua juga menjadi penting agar mereka tidak memiliki high risk behavior.
“Kalau ingin meregenerasi berikut lebih kuat, kepribadian itu dibentuk lima tahun pertama kehidupan. Oleh Karena itu pada saat itulah sebenarnya kita harus mulai intervensi,” kata Teddy.
Teddy memaparkan lebih jauh bahwa pengendalian HIV/AIDS yang merupakan sindrom penurunan kekebalan tubuh itu terus mengalami tantangan. Upaya penanggulangan yang saat ini ada, menurutnya belum optimal untuk mengatasi penularan.
“Mengendalikan HIV/AIDS masa kini dan mendatang sangat sulit karena penularannya terutama melalui aktivitas seksual berisiko,” jelas Teddy.
Teddy mengungkapkan, berbeda dengan 10 tahun lalu di mana penularan masih banyak karena jarum suntik, saat ini penularan lebih banyak karena aktivitas seksual berisiko. Dengan demikian, penularannya sangat sulit dikendalikan.
Teddy menjelaskan, untuk mengontrol HIV, termasuk di lingkungan kampus, harus fokus pada transimisinya. Jika transmisinya adalah terkait aktivitas seksual, pencegahannya pun harus fokus di situ. Perubahan perilaku pun dinilai penting untuk dilakukan.
“Apa yang bisa dilakukan? Changes behavior itu nomor satu,” kata Teddy.
Anak-anak menurutnya perlu dicegah sedari dini agar tidak memilik risk behavior saat remaja atau dewasa. Pola asuh dan pola didik dari orang tua juga menjadi penting agar mereka tidak memiliki high risk behavior.
“Kalau ingin meregenerasi berikut lebih kuat, kepribadian itu dibentuk lima tahun pertama kehidupan. Oleh Karena itu pada saat itulah sebenarnya kita harus mulai intervensi,” tegas Teddy.
Baca juga :
Lomba Pembuatan Produk Berbasis Teknologi Metaverse untuk Mahasiswa, Yuk Ikut
Lomba Konten APBN 2022 di YouTube dan TikTok untuk Pelajar, Yuk Merapat
Ini 23 Finalis Lomba Paduan Suara Mahasiswa Nasional Tahun 2022
Sekretariat Negara Buka Lowongan Magang untuk Mahasiswa, Ini Syarat Lengkapnya
Kemdikbudristek Buka Pendaftaran Mahasiswa Pendamping KLS, Dikonversi Magang 20 SKS
Ini Tips Agar Lolos IISMA dari Mahasiswa ITB
Ikuti informasi penting dari kampus.republika.co.id. Silakan memberi masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : kampus.republika@gmail.