Kasus DBD di Yogyakarta Meningkat Capai 142 Kasus
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Kasus DBD di Yogyakarta Meningkat Capai 142 Kasus (ilustrasi). | Foto: ANTARA/Umarul Faruq
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Yogyakarta meningkat. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta sudah mencatat kasus DBD selama bulan September 2022 sebanyak enam kasus.
"DBD rata-rata tiap minggu ada," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinkes Kota Yogyakarta, Lana Unwanah kepada Republika.
Lana menyampaikan, selama 2022 ini setidaknya sudah ditemukan lebih dari 100 kasus DBD di Kota Yogyakarta. Bahkan, kasus DBD yang ditemukan di 2022 ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2021. "Total sejak Januari sampai September 142 kasus," ujar Lana.
Untuk itu, Lana pun meminta agar masyarakat mewaspadai penyakit DBD. Terlebih, saat ini sudah masuk musim hujan.
"Kita jaga kebersihan lingkungan, kebersihan di rumah masing-masing. Pencegahan masih dengan 3M yakni menguras, menutup dan mengubur," jelas Lana.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi, Dinkes Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu mengatakan, pada 2021 ditemukan 92 kasus DBD. Artinya, kasus DBD hingga September 2022 saja sudah jauh melebihi angka di 2021.
Endang juga meminta masyarakat untuk waspada terhadap potensi DBD ini. "Selalu waspada agar kondisi tubuh tetap sehat dengan menjaga kesehatan melalui 3R atau reuse, reduce, dan recycle dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)," kata Endang.
Endang pun meminta masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) jika ditemukan gejala DBD ini. Salah satunya jika memiliki gejala demam.
"Jadi walaupun demam sehari saja segera ke fasyankes, karena tidak menutup kemungkinan kita Kota Yogya juga endemis DBD. Terkait dengan demam itu, seawal mungkin cek DBD-nya, pikirkan DBD sebelum dinyatakan tidak," ujar Endang.