REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seiring dengan majunya era digital, penggunaan media sosial sebagai sarana promosi banyak dipakai. Tak hanya sebagai wadah unggah foto dan video produk, media sosial bisa menjadi tempat untuk menemukan market baru dari berbagai wilayah.
Apalagi dengan hadirnya influencer yang concern dalam bidang-bidang tertentu, hal ini bisa dimanfaatkan para pemilik usaha untuk memperluas jangkauan lewat kerja sama.
Pemasaran produk secara konvensional sekarang ini sudah kalah jauh dengan penggunaan digital marketing. Hadirnya influencer dianggap mampu membantu para pemilik usaha memperkenalkan hingga memasarkan produk mereka secara lebih luas.
Sebab, influencer kerap dijadikan panutan seseorang ketika mencari produk atau barang kebutuhan. Mereka akan menyimak rekomendasi para influencer yang menjelaskan produk secara detail.
Ini juga yang dimanfaatkan oleh Hermesien Closet, distributor tas branded mancanegara yang menjajakan berbagai produk tas, aksesori hingga sepatu bermerk dan original.
Owner Hermesien Closet, Angela menuturkan, dari awal berdiri pada 2010, Hermesien Closet sudah memulai langkah penjualan online. Kala itu ia memanfaatkan media sosial Facebook.
Namun seiring berjalannya waktu, pemasaran secara digital mulai meluas. Dan kini ia juga aktif memasarkan produk via media sosial Instagram @HermesianCloset. Saat ini, akun tersebut memiliki sekitar 518 ribu pengikut baik lokal maupun mancanegara.
“Dulu awal berjualan lewat Facebook dan terus berkembang. Saya menggenjot penjualan online dengan mengikuti perkembangan teknologi digital. Sampai saat ini sudah bisa membuka butik sendiri juga,” kata Angela dalam rilisnya, Sabtu (8/10/2022).
Menurutnya, media sosial berperan penting dalam pemasaran bisnis tas branded bekas seperti. "Penjual tas branded bekas dapat memasarkan tas branded bekas dengan mudah, cepat, dan murah ke calon pembeli melalui media sosial,” imbuhnya.
Melihat pentingnya peran media sosial dalam pemasaran produk, Angela kemudian mulai bekerjasama dengan beberapa pihak, salah satunya influencer.
Selain itu, Hermesien Closet juga meng-endorse sejumlah selegram seperti @Joviadhiguna, @shaniamelia, @rachelvennya, @tasyiathasia dan lainnya guna memperkenalkan serta memasarkan produk-produk tas branded bekasnya.
Selain fokus pada penjualan online via media sosial dan offline di butik, Angela berencana ke depannya bisa memiliki aplikasi khusus seperti e-commerce, namun yang memuat barang branded preloved.
“Kadang kita kalau buka web lihat-lihat barang bagus tapi mau beli kesulitan. Harapannya nanti bisa punya aplikasi berbasis mobile phone seperti e-commerce gitu. Jadi customer bisa lebih mudah lihat dan belinya,” pungkasnya.