Senin 17 Oct 2022 16:56 WIB

Jabar Terima Laporan 10 Kasus Gangguan Ginjal Akut Anak

Pasien gangguan ginjal akut misterius di Jabar masih dalam perawatan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Indira Rezkisari
Kasus gangguan ginjal akut misterius.
Foto: Republika
Kasus gangguan ginjal akut misterius.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kasus gangguan ginjal misterius pada anak atau ginjal akut meningkat di Indonesia. Di Jabar kasus gangguan ginjal misterius sudah ditemukan.

Menurut Kepala Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jabar Ryan Bayusantika Ristandi, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jabar ada 10 kasus ginjal akut ini di Jabar. Yakni, kata Ryan, berasal dari Purwakarta, Cimahi, Cianjur, Garut, Kota Sukabumi, Majalengka dan Kota Bandung.

Baca Juga

Kasus ini dialami paling banyak di usia balita. "Gejalanya demam, ada penurunan kesadaran, ada sesak, ada buang air kecil yang semakin sedikit lalu bahkan sampai tidak bisa buang air kecil dalam dua jam tidak keluar sama sekali," ujar Ryan kepada wartawan, Senin (17/10/2022).

Gejala lainnya, kata dia, kadang ada bengkak di kelopak mata ataupun di kaki atau di perutnya. Jadi, kalau ada gejala-gejala ini pada anak-anak terutama usia di bawah lima tahun harus segera ke rumah sakit.

"Karena nanti akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut termasuk penurunan fungsi ginjalnya lalu mungkin kalau ada penurunan kesadaran, anak harus masuk ke tempat khusus mungkin bisa ke PICU tergantung usianya. Karena harus ada tindakan-tindakan yang segera," paparnya.

Anak yang mengalami gejala tersebut, kata dia, harus terus dirawat jangan sampai ke status yang lebih berat. Anjurannya, seperti itu karena bisa menyebabkan kematian. Saat ini, memang banyak kasus yang meninggal karena penyakit yang masih belum jelas penyebabnya.

"Jadi memang kalau kita lihat organ ginjal yang diserang gitu ada tanda-tanda peradangan, tanda-tanda infeksi,  jadi memang termasuk organ vitalnya ginjal ini organ yang menyaring racun, ya dan lain-lain," katanya.

Penyakit dengan kerusakan ginjal akhirnya harus segera dirawat di tempat khusus. Karena kalau tidak berhubungan dengan keselamatan diri. "Kalau misalnya tidak segera ditanggulangi pasti ada efek yang buruk bahkan sampai meninggal," katanya.

Namun, kata dia, untuk 10 pasien yang dilaporkan di Jabar tidak ada kasus meninggal. Saat ini, masih dirawat dan belum jelas berapa lama mereka harus dirawat. "Ini juga semua kita sedunia ini sedang melihat terus berbagai kemungkinan yang terjadi," katanya.

Bahkan, kata dia, penyebab penyakit misterius tersebut masih belum jelas. Tapi sepertinya ada beberapa perbedaan. Misalnya di Afrika, karena beberapa jenis obat yang ditenggarai kemungkinan menyebabkan kerusakan ginjal yang di Afrika Tengah.

"Nah di Indonesia tidak ada obat-obatan itu. Jadi kemungkinan sih bukan penyebabnya bukan itu ya yang ada di Indonesia memang jumlahnya pun berbeda jauh dengan di Jawa Barat yang baru 10 orang ini yang terlaporkan. Jadi ini masih diteliti terus penyakit barunya," katanya.

Ryan menegaskan, sistem kewaspadaan dini dan respons semua masyarakat harus ditingkatkan dengan adanya penyakit misterius ini. Sosialisasi pun gencar dilakukan ke masyarakat untuk waspada saat melihat gejala-gejala ginjal akut tadi. Sosialisasi tersebut, disebarkan dengan melanjutkan surat edaran Dirjen ke dinas kabupaten/kota ke Fasilitas Kesehatan baik rumah sakit ataupun klinik atau Puskesmas.

"Nanti mereka akan lihat kalau ada yang aneh penyakit baru lagi nanti akan dilakukan satu pelaporan rutin," katanya.

Menurutnya, kalau di awal seperti ini satu kasus pun dianggap kejadian luar biasa. Apalagi, Dinkes Jabar, mendapatkan kasus yang 10 tadi gejalanya sama. Yakni, gejala yang menonjol hampir sama semuanya demam dan urinenya semakin sedikit itu yang paling khas. "Kasus yang 10 kasus itu baru di bulan Oktober ini kurang lebih dua minggu ini," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement