REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah berupaya meningkatkan tingkat inklusi keuangan digital dan perluasan teknologi digital di masyarakat. Bank Indonesia bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersinergi mendorong peningkatan inklusi keuangan melalui penerapan digitalisasi dalam setiap transaksi keuangan guna mendorong pencapaian target inklusi keuangan sebesar 90 persen pada 2024 serta mendukung program pemulihan ekonomi nasional (PEN), salah satunya melalui kampanye penggunaan QRIS.
Berdasarkan data Bank Indonesia, jumlah pengguna sistem pembayaran digital QRIS semakin bertambah dan mendekati target 30 juta pengguna pada 2022. Saat ini jumlah pengguna QRIS sebanyak 23 juta pengguna, sebanyak 20,5 juta merupakan UMKM dan 90 persen di antaranya merupakan usaha kecil dan mikro.
Analis Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten, Khoirunnisa Elkarima mengatakan ketika Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sudah mulai terdigitalisasi, maka layanan keuangan lainnya pun akan ikut berkembang. Banyak manfaat oleh pedagang dan pembeli saat mereka bertransaksi menggunakan QRIS. “Diharapkan nantinya pasar tradisional lainnya di Tangerang bisa segera mendigitalisasi sistem pembayarannya,” ujarnya, Senin (17/10/2022).
Ke depan Bank Indonesia berupaya memperluas penggunaan QRIS sebagai fasilitas pembayaran digital yang mendorong interlinking antara bank dan penyedia teknologi keuangan lainnya. OJK berupaya mendorong akselerasi digitalisasi perbankan guna mempercepat transformasi digital sektor perbankan yang sudah menjadi suatu keniscayaan. Adapun kondisi demikian mengharuskan perbankan untuk menempatkan transformasi digital sebagai prioritas dan sebagai salah satu strategi dalam upaya peningkatan daya saing bank.
Sementara itu Pengawas Senior Kepala Pengawas Regional 1 OJK, Ahmad Husein menambahkan digitalisasi merupakan keniscayaan di tengah era digitalisasi. “Kalau kita tidak beradaptasi dengan perkembangan zaman, sistem keuangan pembayaran kita akan tertinggal. Nasabah sekarang tidak lagi ke bank, namun bisa buka rekening dari rumah. Melalui digitalisasi, BPR punya daya saing dengan berbagai lembaga keuangan lainnya. Bank Maju sebagai pelopor digitalisasi BPR di Regional 1,” ucapnya.
Dari sisi perbankan, PT BPR Magga Jaya Utama meluncurkan layanan transaksi digital berbasis QRIS yaitu QRIS Bank Maju di Pasar Bersih Malabar, Cibodas, Kota Tangerang, Banten pada Senin, 17 Oktober 2022. Adanya layanan QRIS Bank Maju, merchant nasabah Bank Maju khususnya yang memiliki usaha dapat memanfaatkan layanan pembayaran berbasiskan QRIS, serta untuk mengelola transaksi dan kebutuhan merchant nasabah secara efektif dan efisien.
Komisaris Bank Maju Johannes Setiadharma menambahkan penggunaan transaksi berbasiskan QRIS, tabungan dan operasional nasabah menjadi lebih aman dan efisien. Digitalisasi dengan QRIS, tidak perlu lagi menyimpan uang brankas. “Transaksi digital dapat menghindarkan pembeli dan penjual pasar dari perampokan,” ucapnya.
Johannes menyebut layanan transaksi digital berbasis QRIS Bank Maju dapat terwujud berkat kolaborasi dengan salah satu platform penyedia jasa sistem pembayaran digital yaitu PT Netzme Kreasi Indonesia. Adapun kolaborasi ini dapat terwujud karena Bank Maju dan Netzme memiliki misi yang serupa yaitu berupaya meningkatkan tingkat inklusi keuangan digital dan perluasan teknologi digital di masyarakat, khususnya bagi UMKM.
Direktur Bisnis Bank Maju, Reny Rahardja menambahkan layanan baru hari ini yaitu layanan transaksi digital QRIS Bank Maju. Adapun layanan ini sebagai wujud komitmen pelayanan bagi nasabah serta mendukung perkembangan bisnis mitra kami. Layanan baru kami ini juga bertujuan menumbuhkembangkan UMKM maupun UKM melalui inklusi keuangan, teknologi dan sistem pembayaran non tunai.
“Digitalisasi merupakan keniscayaan. bukan hanya sesuatu yang nice to have. Di tengah era digitaL, BPR harus bisa beradaptasi dengan tuntutan zaman. Nah, cara kami meningkatkan kualitas pelayanan pada nasabah melalui digitalisasi. QRIS banyak sekali manfaatnya bagi pengusaha mikro. Transaksi pembelian jadi cepat, pembukuan transaksi jadi rapi, dan penjual terhindar dari risiko uang palsu pemilihan lokasi launching di Pasar Bersih Malabar, Cibodas, Kota Tangerang bukan tanpa alasan,” ucapnya.
“Banyak nasabah UMKM Bank Maju merupakan pedagang yang berjualan di Pasar Bersih Malabar. Saat event launching ini juga dilakukan secara simbolis pembagian perlengkapan transaksi digital QRIS Bank Maju kepada 10 pedagang nasabah Bank Maju,” ucapnya.
CEO Netzme Vicky G Saputra menambahkan kolaborasi ini diharapkan dapat membawa UMKM dan UKM ke level yang lebih tinggi, dan dapat mengubah behaviour masyarakat menjadi semakin nyaman dan terbiasa bertransaksi dengan QRIS. Serta mendorong digitalisasi keuangan untuk mendukung program dari Bank Indonesia dan mendigitalisasi sistem pembayaran.
“Kontribusi Netzme dalam mendukung digitalisasi ekonomi terutama UMKM semakin luas, setelah pada beberapa bulan lalu Netzme bersama Pemprov DKI Jakarta serta Dinas PPKUKM meluncurkan QRIS Jakpreneur,” ucapnya.
Menurutnya kerja sama antara Bank Maju dan Netzme akan berkembang dan tidak hanya berhenti dalam penyediaan layanan transaksi digital berbasis QRIS.“Ke depannya, Bank Maju bersama Netzme akan bekerja sama untuk mendigitalisasi berbagai sistem pembayaran lainnya seperti pembayaran uang sekolah dan pembayaran lainnya yang saat ini masih dilakukan secara tunai,” ucapnya.