Kamis 20 Oct 2022 13:32 WIB

Banyak Warga Korban Banjir Pakistan Terpapar ISPA

ISPA menyerang korban banjir Pakistan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Muhammad Hafil
 Banyak Warga Korban Banjir Pakistan Terpapar ISPA. Foto:  Seorang anak berbaring di tempat tidur bayi ketika penduduk setempat menunggu bantuan di daerah yang dilanda banjir di distrik Mirpur Khas, provinsi Sindh, Pakistan, 10 Oktober 2022. Menurut otoritas manajemen bencana, sekitar 160 jembatan dan 5.000 km (3.200 mil) dari jalan telah hancur atau rusak, 3,5 juta hektar tanaman terpengaruh, dan sekitar 800.000 ternak hilang. Lebih dari 33 juta orang terkena dampak banjir, kata Menteri Perubahan Iklim negara itu Sherry Rehman.
Foto: EPA-EFE/REHAN KHAN
Banyak Warga Korban Banjir Pakistan Terpapar ISPA. Foto: Seorang anak berbaring di tempat tidur bayi ketika penduduk setempat menunggu bantuan di daerah yang dilanda banjir di distrik Mirpur Khas, provinsi Sindh, Pakistan, 10 Oktober 2022. Menurut otoritas manajemen bencana, sekitar 160 jembatan dan 5.000 km (3.200 mil) dari jalan telah hancur atau rusak, 3,5 juta hektar tanaman terpengaruh, dan sekitar 800.000 ternak hilang. Lebih dari 33 juta orang terkena dampak banjir, kata Menteri Perubahan Iklim negara itu Sherry Rehman.

REPUBLIKA.CO.ID,SINDH - Tim Medis Indonesia mendapati banyak warga korban banjir Pakistan menderita penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Ini terlihat dari jumlah kunjungan pasien di wilayah Tando Jan Mohammad, Sub distrik Digri, Distrik Mirpur Khas, Provinsi Sindh, pada Selasa (18/10/2022).

Jumlah warga yang tercatat mendapatkan pelayanan kesehatan berjumlah 470 orang. Kasus penyakit tertinggi yang teridentifikasi yaitu ISPA dengan 149 kasus atau 31,7 persen. Kondisi warga di pos pengungsian sangat berpengaruh terhadap banyaknya warga terkena ISPA. Tim Medis Indonesia melakukan surveilans mengenai banyaknya kasus penyakit ini di pos pengungsian tersebut.

Baca Juga

Ketua Tim Bantuan Kemanusiaan Indonesia Yusrizal mengatakan data kunjungan pasien sejak hari pertama, 11 hingga 17 Oktober 2022, penyakit ISPA tertinggi dibandingkan jenis penyakit lainnya.

Yusrizal menambahkan, total kasus pada periode 11 hingga 17 Oktober ini berjumlah 670 atau 23.38 persen. Dari jumlah tersebut, sebanyak 175 kasus ISPA yang menyasar kategori pasien balita.

Sementara itu, pada Selasa kemarin (18/10/2022), Tim Medis Indonesia hanya memberikan pelayanan kesehatan di pos pengungsian di wilayah Sub distrik Digri. Timnya mencatat sejumlah penyakit lain yang diderita warga korban banjir ini.

“Kasus lain yang ditemui yaitu febris 105 kasus, penyakit kulit 45, myalgia 41, dyspepsia 31, osteo arthritis 15, konjungtivitis 15, hipertensi 9, otitis media 8, vertigo 8 dan lainnya 44,” ujar Yusrizal.

Selain penyakit tadi, tim juga melayani warga yang sedang hamil sebanyak 5 orang dari seluruh total kunjungan.

Tim yang berjumlah 29 personel dari Kementerian kesehatan, TNI, Polri, Univeristas Andalas dan MDMC memfokuskan pelayanan kesehatan di Tando Jan Mohammad. Pelayanan kepada warga terdampak banjir tersebut berdasarkan rekomendasi pihak otoritas keamanan Pakistan.

Namun rekomendasi ini tidak terkait langsung dengan kondisi keamanan melainkan jumlah warga korban banjir yang perlu mendapatkan pelayanan kesehatan. Sebelumnya Tim Medis Indonesia memberikan pelayanan di Sub distrik Taluka Jhuddo, masih satu wilayah di Distrik Mirpur Khas, Provinsi Sindh.

Selama beraktivitas di tempat tersebut, Tim Medis Indonesia mendapatkan dukungan dari staf Dinas Kesehatan Distrik Mirpur Khas dan pihak militer. Total kunjungan dari 11 hingga 18 Oktober 2022 tercatat 3.336 warga.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement